Harapan di Ujung Senapan: Prajurit TNI Ubah Pos Jaga Jadi Ruang Kelas di Puncak Papua

2 months ago 31

PAPUA - Di tengah dinginnya pegunungan Puncak, Papua, dan bayang-bayang konflik yang belum sepenuhnya reda, secercah harapan muncul dari balik seragam loreng. Prajurit TNI dari Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) 700/Wyc Koops Habema, yang biasanya berjaga dengan senjata, kini justru terlihat menggenggam kapur tulis, mengajar anak-anak di depan Pos Pintu Jawa, Distrik Mage'Abume, pada Rabu (19/3/2025).

Pemandangan ini begitu menyentuh. Pos jaga yang dulunya hanya dikenal sebagai tempat penjagaan kini dipenuhi suara riang anak-anak yang tengah mengeja huruf dan angka. Praka Fajar, dengan penuh kesabaran dan ketelatenan, membimbing mereka dalam membaca dan menulis. Senyum polos anak-anak, yang sebelumnya mungkin lebih akrab dengan dentuman senjata, kini bersinar penuh harapan akan masa depan yang lebih cerah.

"Kami ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak Papua, " ujar Letda Inf Risal, Komandan Pos Pintu Jawa. "Kami ingin mereka tahu bahwa pendidikan adalah kunci untuk meraih mimpi. Masa depan mereka tidak ditentukan oleh keadaan saat ini."

TNI: Tidak Hanya Menjaga, tetapi Juga Mendidik

Pangkoops Habema Mayjen TNI Lucky Avianto menegaskan bahwa kegiatan belajar-mengajar ini bukan sekadar cara para prajurit mengisi waktu luang, tetapi merupakan bentuk nyata komitmen TNI untuk membangun Papua melalui pendidikan.

"Ini adalah bukti bahwa TNI tidak hanya hadir dengan senjata, tetapi juga dengan ilmu pengetahuan. Kami percaya, di balik setiap anak yang cerdas, tersimpan potensi besar untuk membawa perubahan positif bagi Papua, " ujar Pangkoops Habema.

Meski dengan keterbatasan fasilitas, semangat belajar anak-anak di sana sungguh luar biasa. Mereka duduk beralaskan tanah, menggunakan buku dan pensil seadanya, tetapi mata mereka berbinar penuh semangat. Mereka haus akan ilmu, mereka haus akan harapan.

"Saya ingin jadi guru!" seru seorang anak perempuan dengan penuh keyakinan, membuat para prajurit tersenyum bangga. Sebuah impian sederhana yang mungkin biasa terdengar di kota besar, tetapi di pelosok Papua, mimpi ini adalah harta yang sangat berharga.

Mengubah Senjata Menjadi Pena, Mengubah Takut Menjadi Harapan

Kegiatan ini bukan hanya tentang belajar membaca dan menulis, tetapi juga tentang menanamkan nilai-nilai luhur, membangun karakter, dan memberikan harapan. Dengan segala keterbatasan, prajurit TNI telah mengubah pos jaga menjadi ruang kelas, senjata menjadi pena, dan ketakutan menjadi harapan.

TNI tidak hanya melindungi, tetapi juga menginspirasi.

Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Karya | Politics | | |