Sukabumi, - “Desa adalah kekuatan strategis bagi kabupaten, provinsi, maupun negara. Karena itu mari kita kuatkan sinergitas untuk membangun daerah hingga terwujud Jabar Istimewa, Sukabumi Mubarokah, serta Desa Sukakersa Hebat.” — H. Deden, Kepala Desa Sukakersa.
Pernyataan ini disampaikan dalam momen sakral dan penuh sejarah: Milangkala ke-102 Tahun Desa Sukakersa. Bukan sekadar ulang tahun, tapi refleksi panjang perjalanan desa yang sudah lebih dari satu abad menjadi bagian penting dari denyut kehidupan Sukabumi.
Momen ini bukan cuma nostalgia, tapi juga titik orientasi untuk melihat masa depan. Dan pernyataan H. Deden jadi semacam “kompas sosial” yang mengarahkan kita ke arah pembangunan yang berakar dari desa.
Pernyataan ini bukan cuma semangat seremoni, tapi punya makna dalam kalau dikupas dari berbagai sudut ilmu. Yuk kita bedah bareng-bareng!
1. Perspektif Ilmu Sosial: Desa = Titik Nol Perubahan
Dalam ilmu sosiologi dan antropologi, desa itu bukan sekadar wilayah administratif. Ia adalah ruang hidup, tempat nilai-nilai lokal, budaya, dan solidaritas sosial tumbuh. Ketika H. Deden bilang “desa adalah kekuatan strategis, ” itu artinya desa punya potensi besar sebagai motor perubahan sosial.
- Desa punya modal sosial: gotong royong, kepercayaan, dan jaringan informal.
- Desa adalah tempat lahirnya gerakan komunitas, inovasi lokal, dan ketahanan sosial.
Kalau sinergi antarwarga dan antar-lembaga diperkuat, maka desa bisa jadi laboratorium hidup untuk pembangunan yang berakar dari bawah.
2. Perspektif Ilmu Politik & Pemerintahan: Desentralisasi yang Berdampak
Dalam ilmu politik, pernyataan H. Deden nyambung banget sama semangat otonomi daerah. Desa bukan cuma pelaksana kebijakan, tapi bisa jadi perancang masa depan lokal.
- Desa punya hak dan kewenangan untuk mengatur urusan sendiri (UU Desa).
- Sinergitas yang disebut H. Deden bisa diartikan sebagai kolaborasi antara desa, kecamatan, kabupaten, hingga provinsi.
Kalau desa kuat, maka struktur pemerintahan dari bawah ke atas juga ikut stabil. Ini fondasi buat mewujudkan “Sukabumi Mubarokah.” dan “Jabar Istimewa” .
3. Perspektif Ekonomi: Desa Sebagai Lokomotif Ekonomi Mikro
Dari sudut ekonomi pembangunan, desa adalah sumber daya yang luar biasa. Mulai dari pertanian, UMKM, wisata lokal, sampai ekonomi kreatif.
- Desa bisa jadi pusat produksi pangan, kerajinan, dan jasa.
- Sinergitas antarwilayah bisa membuka akses pasar, teknologi, dan modal.
Kalau Desa Sukakersa bisa mengembangkan potensi lokalnya, maka “Desa Hebat” bukan cuma slogan, tapi kenyataan yang berdampak ke kabupaten dan provinsi, yatanya Desa Sukakersa Hebat sudah 102 Tahun terjaga dengan baik.
4. Perspektif Lingkungan & Budaya: Desa Menjaga Warisan dan Alam
Dalam ilmu ekologi dan kebudayaan, desa punya peran penting sebagai penjaga keseimbangan alam dan pelestari budaya.
- Desa punya pengetahuan lokal tentang lingkungan, pertanian berkelanjutan, dan konservasi.
- Budaya desa adalah identitas yang memperkuat karakter daerah.
Desa yang berbudaya dan ramah lingkungan adalah bagian dari Sukabumi Mubarokah—berkah bukan cuma secara spiritual, tapi juga ekologis.
5. Perspektif Komunikasi & Generasi Muda: Sinergi Itu Harus Gaul
Kalau bicara sinergitas, jangan lupa gaya komunikasi juga harus kekinian. Generasi muda di desa harus diajak terlibat lewat ruang partisipatif dan kekinin dengan satu nafas dalam budaya atau kearifan lokal.
- Sinergi bukan cuma antar-lembaga, tapi juga antar-generasi.
- Desa bisa jadi tempat lahirnya ipemimpin masa depan.
Desa Sukakersa Hebat itu bukan cuma punya jalan bagus, tapi juga punya masnyarakat dan anak muda yang bangga, kompak, kreatif, dan aktif berpartisipasi.
Jadi, Desa Itu Epicenter Perubahan
Pernyataan H. Deden adalah ajakan untuk melihat desa bukan sebagai “pinggiran, ” tapi sebagai pusat. Kalau desa kuat, maka kabupaten, provinsi, bahkan negara ikut kokoh. Sinergitas yang dibangun dari desa akan jadi fondasi untuk mewujudkan:
- Sukabumi Mubarokah → Kabupaten yang sejahtera, spiritual, dan berbudaya
- Desa Sukakersa Hebat → Desa yang mandiri, kreatif, dan berdampak
- Jabar Istimewa → Provinsi yang inovatif dan inklusif