Gunungan Tahu Kuning Khas Kediri Meriahkan Gelaran Kirab Budaya dan Bersih Desa

6 hours ago 3

Kediri - Tradisi tahunan Kirab Budaya dan Bersih Desa yang digelar Dusun Besuk Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri menjadikan hiburan tersendiri bagi warga dan meningkatkan serta melestarikan budaya lokal yang terus dipertahankan.

Ratusan warga tumpah ruah memadati jalan untuk mengikuti tradisi tahunan Kirab Budaya dan Bersih Desa dengan membawa gunungan tumpeng berisi tahu kuning khas Kediri dan aneka hasil bumi, Jumat (18/7/2025) pagi.

Kirab dimulai sejak pagi dengan arak-arakan gunungan tumpeng yang diiringi seni tradisional. Setelah mengelilingi kampung, gunungan diletakkan di tengah jalan dan menjadi pusat perhatian warga yang sudah menanti sejak pagi.

Tradisi Kirab Budaya dan Bersih Desa di Dusun Besuk Desa Toyoresmi ini bukan hanya seremoni budaya, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya gotong royong, rasa syukur, serta menjaga kearifan lokal di tengah perubahan zaman. 

Terlihat, ratusan warga antusias dan rela berdesak-desakan demi bisa mendapatkan tahu kuning dari gunungan hasil bumi. Tak hanya tahu, warga juga berebut sayur-sayuran segar seperti tomat, wortel, bayam, dan kacang panjang yang turut dikirab bersama tumpeng tahu. Beberapa bahkan naik ke atas gunungan demi bisa menggapai hasil bumi, hingga seorang warga sempat terjatuh akibat berebut.

Meski panitia terus mengimbau agar warga tidak saling dorong, kekhawatiran tidak kebagian membuat suasana makin padat. Namun di balik kericuhan kecil itu, tersimpan semangat kebersamaan dan tradisi syukur yang mengakar kuat di tengah masyarakat.

Kepala Desa Toyoresmi.Gatot menyampaikan untuk membuat gunungan tumpeng tahu kuning merupakan simbol kuliner lokal dan sekaligus bentuk syukur atas hasil panen serta keberlangsungan usaha UMKM warga desa setempat.

"Kirab ini juga menjadi doa bersama agar masyarakat desa selalu diberi keselamatan dan keberkahan, " ucap Gatot.

Tahu kuning yang menjadi khas Kediri. Gatot yang juga sebagai owner GTT memiliki ide dengan cara membuat gunungan tahu, sehingga membutuhkan 4.500 biji tahu kuning.

"Selain itu, membuat gunungan dari hasil bumi dari petani sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas rezeki dan panen yang melimpah.” ujar Gatot.

Salah satu warga desa setempat bernama Dian rela berebut gunungan tahu dan hasil bumi. "Atas kegigihan dan kekuatan maksimal akhirnya dapat tahu, sayuran dan buah-buahan, hasil dari berebut dengan warga lain, " ujar Dian.

Read Entire Article
Karya | Politics | | |