CGTN: Menjembatani Dialog: Tiongkok Tingkatkan Integrasi dan Sikap Saling Memahami Antarperadaban

2 days ago 4

Dalam rangka Pertemuan Tingkat Menteri tentang Dialog Peradaban Global yang berlangsung pada 10 dan 11 Juli di Beijing, CGTN menerbitkan sebuah artikel tentang Global Civilization Initiative yang digagas Tiongkok sebagai platform konstruktif guna menjembatani perbedaan, meningkatkan aktivitas pertukaran antarwarga, serta membangun komunitas internasional yang kolaboratif di tengah kondisi dunia yang tak menentu.

BEIJING, 15 Juli 2025 /PRNewswire/ -- Setelah Hari Dialog Antarperadaban Sedunia pertama kali dirayakan pada 10 Juni lalu, ajakan untuk membina sikap saling menghargai, pembangunan inklusif, dan pertukaran budaya menggema di seluruh dunia – mulai dari kantor pusat PBB hingga seremoni minum teh di Mauritius, serta pameran porselen di Italia hingga forum akademik di Athena.

(PRNewsfoto/CGTN)

(PRNewsfoto/CGTN)

Hari Dialog Antarperadaban Sedunia, disahkan Majelis Umum PBB pada 2024 setelah resolusi diajukan Tiongkok bersama lebih dari 80 negara lain, menjadi perayaan penting di tengah ketegangan dan tantangan global yang kian kompleks – maka, dialog peradaban pun tak hanya menjadi sarana yang tepat, namun juga harus terwujud.

Dalam sebuah surat yang berisi ucapan selamat untuk Pertemuan Tingkat Menteri tentang Dialog Peradaban Global pada Kamis lalu, ajang yang berlangsung pada 10-11 Juli, Presiden Tiongkok Xi Jinping berkata bahwa manusia berada di sebuah titik persimpangan baru ketika dunia diliputi transformasi dan gejolak. Maka, peradaban dunia harus mengatasi isolasi melalui aktivitas pertukaran, serta mencegah perseteruan lewat sikap saling memahami.

Dengan tema "Safeguarding Diversity of Human Civilizations for World Peace and Development" (Mempertahankan Kemajemukan Peradaban Manusia demi Perdamaian dan Pembangunan Dunia), acara selama dua hari ini diikuti lebih dari 600 tamu undangan dari 140 negara dan wilayah.

Mengapa Tiongkok menggagas Global Civilization Initiative

Xi menggagas Global Civilization Initiative (GCI) pada 2023 setelah mengemukakan Global Development Initiative pada 2021 dan Global Security Initiative pada 2022. Ketiga inisiatif tersebut telah mendapatkan dukungan dunia sebagai sarana publik penting yang disumbangkan Tiongkok untuk dunia.

Dengan visi untuk membangun sebuah dunia yang mewacanakan berbagai peradaban, bukan mempertentangkannya, GCI menjawab ajakan komunitas internasional guna mempromosikan dialog dan aktivitas pertukaran antara  berbagai peradaban, serta menghimpun kekuatan untuk mencegah kesalahpahaman dan kendala, serta membawa energi positif dalam solidaritas manusia demi menjawab tantangan bersama.

Dalam paparannya, Cai Qi, Komite Tetap Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (CPC), serta anggota Sekretariat Komite Sentral CPC, menjelaskan, GCI, berakar dari kearifan tradisional Tiongkok, telah mendapatkan sambutan antusias dan positif dari komunitas internasional.

Mencatat jalur menuju perdamaian dan pembangunan dunia masih panjang dan penuh tantangan, Cai mendorong kerja sama untuk menjajaki beragam model pembangunan, memperkuat warisan budaya dan inovasi, memajukan pertukaran budaya dan antarwarga, serta membangun jaringan global yang majemuk dan multidimensi untuk dialog dan kerja sama antarperadaban.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah mengembangkan platform pertukaran multilateral, seperti Conference on Dialogue of Asian Civilizations, serta Conference on Dialogue Between Chinese and African Civilizations. Tiongkok juga menggelar rangkaian kegiatan, termasuk Tahun Pertukaran Antarwarga Tiongkok-ASEAN, serta Liangzhu Forum sebagai wadah dialog yang setara antara peradaban yang berbeda-beda.

Menurut survei terbaru CGTN, responden menilai pertukaran antarperadaban dan sikap saling memahami sebagai motor penting yang memajukan peradaban manusia, serta meningkatkan perdamaian dan pembangunan dunia. Survei ini juga berkembang menjadi konsensus luas guna menjawab tantangan global.

Cara Tiongkok Mempraktikkan Global Civilization Initiative

Tiongkok, negara yang mempraktikkan pertukaran antarperadaban, telah beralih dari peserta "wacana bersama dunia" menjadi negara yang memperjuangkan "dialog dunia", serta aktif memperluas bidang kerja sama antarperadaban.

Berkat kemitraan yang terjalin antara Tiongkok dan negara-negara lain, banyak aktivitas pertukaran antarwarga dan budaya telah menjadi fenomena yang telah diakui secara luas, bahkan membina sikap saling memahami dan mempererat ikatan antarwarga di seluruh dunia.

Mulai dari proyek kerja sama arkeologi bersama negara-negara mitra Belt and Road Initiative, serta beberapa kegiatan seperti festival seni, pameran, ekshibisi, serta Luban Workshop, rangkaian kegiatan ini telah membuahkan hasil nyata dan sangat populer.

Tiongkok kini menerapkan kebijakan bebas visa untuk 47 negara, serta bebas visa transit untuk 55 negara. Lebih lagi, Tiongkok semakin mempermudah transaksi pembayaran dan kunjungan wisatawan asing.

Dalam suratnya, Xi bertekad bahwa Tiongkok akan bekerja sama dengan negara-negara lain guna memperjuangkan kesetaraan, sikap saling memahami, dialog, serta inklusi antarperadaban; menerapkan GCI; serta, membangun jaringan global untuk dialog dan kerja sama antarperadaban demi menghadirkan momentum baru yang memajukan peradaban manusia sekaligus mempromosikan perdamaian dan pembangunan dunia.

https://news.cgtn.com/news/2025-07-11/China-promotes-integration-mutual-learning-among-civilizations-1EVx6ybqp8c/p.html

SOURCE CGTN

Read Entire Article
Karya | Politics | | |