Bangunkan Lahan Tidur, Herman Djide: Bangkitkan Ekonomi Desa Belajar dari Jepang

3 hours ago 4

PANGKEP SULSEL - ;  Di banyak desa Indonesia, termasuk Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan, hamparan lahan yang dulu hijau kini berubah menjadi semak belukar. Sebagian pemiliknya merantau, sebagian lagi sudah terlalu tua untuk menggarapnya. Fenomena lahan tidur ini diam-diam menjadi masalah besar: produktivitas pangan menurun, tanah kehilangan kesuburan, dan potensi ekonomi desa terbuang percuma.

Di Jepang, kondisi serupa pernah mereka alami. Banyak desa di sana menghadapi masalah lahan terlantar akibat penuaan penduduk. Namun alih-alih membiarkan, mereka bergerak cepat dengan pendekatan terstruktur. Pemerintah, koperasi, dan warga desa bergandengan tangan mengaktifkan kembali tanah yang diam.

Kuncinya adalah bank lahan desa. Sistem ini memungkinkan pemilik tanah yang tidak mampu menggarapnya menyerahkan hak kelola sementara kepada lembaga desa. Lahan kemudian disewakan kepada petani aktif, generasi muda, atau perusahaan pertanian. Pemilik tetap mendapat keuntungan, sementara tanah kembali hidup.

Langkah berikutnya adalah membentuk kelompok tani lintas generasi. Di Jepang, petani senior menjadi mentor, membagikan pengalaman dan kearifan lokal, sementara petani muda menghadirkan tenaga, inovasi, dan jejaring pemasaran modern. Lahan tidur pun berubah menjadi laboratorium hidup bagi regenerasi petani.

Mereka juga menerapkan rotasi tanaman dan menanam tanaman penutup tanah untuk memulihkan kesuburan. Tanah yang sempat terbengkalai dihidupkan kembali secara bertahap, tanpa memaksanya langsung menanggung tanaman intensif. Pendekatan ini menjaga kualitas lahan dalam jangka panjang.

Menariknya, setiap desa di Jepang punya identitas produk. Program “One Village, One Product” membuat lahan tidur difokuskan untuk menanam komoditas unggulan. Ada desa yang terkenal dengan teh hijaunya, ada pula yang terkenal dengan kentang atau bunga hias. Identitas ini membuat pemasaran lebih mudah.

Bukan hanya untuk produksi pangan, sebagian lahan di Jepang juga disulap menjadi kebun wisata. Wisatawan bisa memetik stroberi, anggur, atau sayur langsung dari kebunnya. Ini bukan sekadar pengalaman rekreasi, tapi juga cara cerdas desa mendapatkan pemasukan tambahan dari sektor pariwisata.

Inovasi lain adalah pemanfaatan lahan tidur untuk energi terbarukan. Panel surya atau turbin angin kecil dipasang di area tertentu, memberikan pemasukan bagi desa sekaligus menyediakan listrik untuk fasilitas umum. Ini membuat lahan memiliki fungsi ganda: ekonomi dan ekologi.

Tidak kalah penting, desa-desa Jepang memanfaatkan sebagian lahan tidur sebagai kebun komunitas dan area edukasi anak. Sekolah desa sering bekerja sama dengan kelompok tani untuk mengajak murid bercocok tanam. Dari sinilah lahir kecintaan pada pertanian sejak dini.

Prinsip yang selalu mereka pegang: tidak ada tanah yang dibiarkan tanpa perawatan. Bahkan lahan yang belum dimanfaatkan tetap dibersihkan, dirawat irigasinya, dan diberikan pupuk hijau. Mereka tahu, tanah yang sehat hari ini adalah jaminan pangan masa depan.

Jika cara Jepang ini diadaptasi ke desa-desa Indonesia, kita bisa menggabungkan semangat gotong royong dengan sistem modern. Bank lahan bisa diintegrasikan dengan koperasi desa, kelompok tani lintas generasi bisa memanfaatkan pengetahuan lokal, dan pemasaran bisa dilakukan secara digital untuk menembus pasar kota.

Lahan tidur bukanlah beban, melainkan tabungan masa depan desa. Dengan visi yang tepat, ia bisa menjadi ladang pangan, kebun wisata, sumber energi, atau ruang belajar bagi generasi muda. Kuncinya adalah kemauan bersama untuk menghidupkannya kembali.

Sudah saatnya desa-desa kita bangun dari tidur panjang lahannya. Jika Jepang bisa melakukannya dengan kondisi penduduk yang menua, Indonesia yang masih punya tenaga muda dan tanah subur seharusnya bisa lebih cepat. Lahan yang kembali hidup berarti desa yang kembali berdaya. 

Pangkep 5 Juli 2025

Herman Djide 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |