Alarm! Minat Mahasiswa ke Prodi STEM Anjlok, Padahal Pasar Kerja Menggila

10 hours ago 7

PENDIDIKAN - Dunia pendidikan tinggi dikejutkan dengan berita kurang menggembirakan. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Brian Yuliarto, mengungkapkan kekhawatirannya terkait penurunan minat mahasiswa terhadap program studi (Prodi) Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM). Padahal, di tengah pesatnya perkembangan teknologi, kebutuhan akan tenaga ahli di bidang ini justru semakin mendesak.

Kabar ini disampaikan Brian dalam siaran zoom di acara Tanoto Scholars Gathering 2025 di Pangkalan Kerinci, Riau, Kamis (24/7/2025). Sebuah ironi, di mana inovasi dan produk-produk baru terus bermunculan, namun justru semakin sedikit generasi muda yang tertarik untuk mendalaminya.

"Jumlah yang masuk STEM sekarang itu turun. Yang ingin masuk ya, kalau yang diterima mungkin nambah sedikit, atau berkurang, " kata Brian.

Melihat fenomena ini, Brian menyarankan agar generasi muda tidak ragu untuk memilih bidang STEM. Ia melihat peluang besar karena persaingan yang semakin sedikit, namun permintaan pasar yang terus meningkat. Sebuah kesempatan emas yang sayang untuk dilewatkan.

"Demand semakin tinggi. Sekarang banyak sekali produk baru-baru dibuka, tapi kebanyakan general knowledge. Knowledge-knowledge yang saya pikir, banyak baca buku juga bisa lah, " ujarnya.

Brian menekankan pentingnya fundamental yang kuat dan kemampuan analisis yang tajam. Ia meyakinkan bahwa kuliah di bidang STEM adalah pilihan yang sangat baik untuk masa depan.

"Nah, itulah yang makanya fundamental. Strong analysis itu penting. Jadi, adik-adik kuliah di bidang STEM itu sesuatu yang sangat baik, " jelas Brian.

Kekhawatiran ini juga diamini oleh Direktur Investasi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Muhammad Oriza. Data menunjukkan bahwa lulusan STEM di Indonesia masih sangat minim, hanya 19 persen dari total lulusan sarjana.

"Di Indonesia cuma 19 persen loh yang STEM (dari jenjang) sarjana, " kata Oriza dikutip dari akun YouTube Mata Garuda NTT, Jumat (4/7/2025).

Menyadari kesenjangan ini, LPDP berupaya untuk lebih gencar mendorong masyarakat untuk kuliah di bidang STEM, salah satunya dengan memberikan insentif bagi peminat beasiswa STEM. Langkah ini juga merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan peningkatan jumlah sarjana STEM.

"Pak Presiden minta jurusan STEM dikirim lebih ya (untuk kuliah pakai beasiswa LPDP), " ujarnya.

"Tapi dengan melihat Indonesia masih kekurangan orang STEM, makanya kami sangat menaruh perhatian kepada yang mau ngambil STEM, " jelas Oriza.

Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi dunia pendidikan Indonesia. Perlu ada upaya bersama dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, hingga keluarga, untuk meningkatkan minat generasi muda terhadap bidang STEM. Sosialisasi yang lebih gencar, kurikulum yang lebih menarik, dan prospek karir yang menjanjikan, adalah beberapa kunci untuk mengatasi permasalahan ini. Bayangkan, jika semakin sedikit anak muda yang tertarik pada STEM, bagaimana kita bisa bersaing di era digital yang semakin kompetitif ini? Masa depan bangsa ada di tangan generasi muda yang melek teknologi dan inovasi. Jangan biarkan potensi itu terbuang sia-sia.

Read Entire Article
Karya | Politics | | |