Warga Papua Menolak Kekerasan OPM: “Kami Tidak Ingin Merdeka Jika Harus Dibunuh oleh Saudara Sendiri”

4 hours ago 2

PAPUA - Ironi tragis tengah menyelimuti Tanah Papua. Di balik teriakan perjuangan kemerdekaan yang digaungkan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), justru rakyat Papua sendiri menjadi korban utama kekerasan bersenjata yang brutal dan tak berperikemanusiaan.

Alih-alih menjadi simbol pembebasan, kelompok separatis bersenjata ini kini semakin kehilangan legitimasi di mata masyarakat. Aksi penembakan, pembakaran fasilitas umum, dan intimidasi terhadap warga sipil semakin mencederai nilai-nilai perjuangan dan memunculkan penolakan luas dari berbagai kalangan.

“OPM berteriak soal kemerdekaan, tapi tangan mereka berlumur darah orang Papua sendiri, ” tegas Pdt. Yulianus Kogoya, tokoh gereja dari Kabupaten Puncak Jaya, Minggu (20/7/2025).

Ia menilai bahwa kekerasan yang dilakukan atas nama perjuangan hanya menjadi topeng bagi segelintir pihak untuk mempertahankan kekuasaan dan kepentingan pribadi, bukan memperjuangkan rakyat.

Pedagang Kecil Jadi Korban, Tuduhan Tak Berdasar Berujung Maut

Salah satu tragedi yang masih membekas di hati masyarakat adalah penembakan terhadap tiga warga sipil di Distrik Bibida, Kabupaten Paniai. Ketiganya dituduh sebagai mata-mata aparat dan ditembak tanpa proses hukum, padahal mereka hanyalah pedagang yang sedang mengangkut barang dari pasar.

“Mereka bukan aparat. Mereka hanya orang kecil yang mau cari makan. Tapi mereka dibunuh begitu saja oleh OPM, ” ungkap Maria Magai, ibu dari salah satu korban, dengan penuh duka.

Tokoh Adat: Ini Bukan Perjuangan, Tapi Penjajahan atas Rakyat Sendiri

Tokoh adat dari Lanny Jaya, John Wanimbo, menyampaikan kekhawatiran mendalam atas generasi muda Papua yang kini kebingungan membedakan mana nilai perjuangan sejati dan mana kekerasan membabi buta.

“Bagaimana bisa bicara kemerdekaan kalau anak-anak tidak bisa sekolah, masyarakat takut berkebun, dan rumah ibadah dibakar? Ini bukan perjuangan. Ini penjajahan atas rakyat sendiri, ” ujarnya tegas.

Gelombang Penolakan Masyarakat Kian Meluas

Aksi kekerasan yang terus berulang membuat masyarakat di berbagai wilayah seperti Intan Jaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang, hingga Nabire kini semakin lantang menyuarakan penolakan terhadap OPM. Mereka menuntut pemerintah dan aparat keamanan bertindak tegas untuk melindungi warga sipil.

“Kami tidak ingin merdeka jika artinya kami harus dibunuh oleh saudara sendiri, ” tegas Yonas Degei, tokoh pemuda dari Dogiyai. Ia menambahkan bahwa Papua akan lebih maju jika bebas dari teror, senjata, dan ancaman yang menghambat kehidupan masyarakat.

Papua Butuh Damai, Bukan Darah

Kini semakin jelas bahwa slogan "Papua Merdeka" telah disalahgunakan sebagai dalih untuk melakukan tindakan kekerasan.
Rakyat Papua tidak butuh kemerdekaan yang dibayar dengan nyawa anak bangsa mereka butuh kedamaian, pendidikan, pembangunan, dan masa depan yang aman untuk anak-anak mereka. (Apk/Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |