PAPUA - Di balik bentang alam Papua yang memesona, tersimpan tantangan nyata yang menguji ketangguhan bangsa. Di tengah bayang-bayang konflik dan ancaman, Tentara Nasional Indonesia (TNI) tampil bukan sekadar pasukan bersenjata, tetapi sebagai ujung tombak perubahan. Di bawah payung Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2020, TNI menjalankan misi ganda: mengamankan dan membangun. Sabtu 10 Mei 2025.
Sebagai garda terdepan, TNI tidak hanya menjaga tapal batas, tetapi juga menjangkau pelosok untuk menghidupkan harapan. Inpres tersebut menugaskan TNI untuk mengamankan wilayah, mendukung penyediaan layanan dasar oleh pemerintah daerah, dan membangun komunikasi sosial yang inklusif bersama masyarakat Papua.
Keteguhan dalam Menghadapi Ancaman
Ancaman dari kelompok separatis bersenjata (KSB), yang kerap menciptakan teror dan kekerasan, masih membayangi proses pembangunan di Papua. Salah satu insiden tragis adalah pembunuhan brutal terhadap Glen Malcolm Conning, seorang pilot asal Selandia Baru, oleh kelompok bersenjata yang mengatasnamakan perjuangan.
Namun di tengah kekelaman itu, TNI menunjukkan sikap kemanusiaan tanpa syarat. Pada 6 Agustus 2024, prajurit TNI dengan sigap mengevakuasi jenazah Glen bersama tenaga kesehatan, guru, dan seorang balita dari wilayah konflik tanpa diminta oleh keluarga korban atau pemerintah asing. Murni karena nurani.
“Ini bukan soal politik. Ini soal kemanusiaan, ” ujar salah satu prajurit yang terlibat dalam evakuasi tersebut.
Prestasi yang Membuka Mata Dunia
Tak hanya itu, dunia mencatat keberhasilan TNI dalam membebaskan Kapten Pilot Phillip Mark Mehrtens dari cengkeraman kelompok separatis pada 21 September 2024. Sebuah operasi senyap, penuh risiko, dan berhasil dilaksanakan tanpa menimbulkan korban jiwa tambahan.
Misi penyelamatan tersebut bukan hanya soal keberhasilan militer, tetapi juga pesan kuat bahwa Indonesia hadir dan bertanggung jawab atas setiap jiwa baik dari dalam maupun luar negeri yang berada di wilayahnya.
Pendekatan Humanis: Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat
Panglima Koops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menegaskan bahwa keamanan bukan sekadar tugas negara, melainkan hak dasar setiap warga. “Kami tidak hanya hadir untuk memberantas ancaman, tetapi juga untuk membangun kepercayaan. Melalui kegiatan sosial dan kemanusiaan, kami ingin TNI menjadi bagian dari denyut nadi kehidupan masyarakat Papua, ” ujarnya.
TNI terlibat aktif dalam distribusi logistik, perbaikan sarana pendidikan, hingga mendampingi pelayanan kesehatan di wilayah terpencil. Pendekatan ini memperlihatkan wajah baru TNI: profesional, humanis, dan adaptif terhadap dinamika lokal.
TNI Adalah Kehadiran Negara yang Merawat, Bukan Menekan
Peran TNI di Papua adalah refleksi kehadiran negara yang adil dan merangkul. Keamanan dan pembangunan berjalan seiring tidak ada kesejahteraan tanpa stabilitas, dan tidak ada stabilitas tanpa kepercayaan.
Papua adalah bagian integral dari Indonesia. Dan di tanah itu, TNI berdiri bukan hanya untuk menjaga tetapi juga untuk mengabdi, menginspirasi, dan menyatukan.
Autentikasi:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono