PAPUA - Tragedi memilukan kembali mengguncang tubuh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Seorang anggota aktif Kodap VIII, Oner Mirip, ditemukan tewas dengan luka tembak dan bekas penyiksaan. Ironisnya, setelah kematiannya, Oner justru tidak diakui sebagai bagian dari OPM oleh kelompoknya sendiri.
Jenazah Oner ditemukan oleh warga yang sedang berburu di kawasan hutan Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Minggu (20/7/2025). Berdasarkan kesaksian warga, luka-luka pada tubuhnya diduga kuat merupakan hasil kekerasan internal akibat perbedaan pendapat dalam kelompok.
Dia mulai banyak bertanya. Dia tidak setuju dengan cara-cara kekerasan OPM. Mungkin karena itu dia dianggap sebagai ancaman, ” ujar salah satu tokoh masyarakat Serambakon yang meminta namanya dirahasiakan.
Dibungkam Karena Berbeda Pandangan
Menurut warga, Oner dikenal sebagai aktivis muda yang mulai meragukan arah perjuangan OPM. Ia sering menyuarakan ketidaksetujuan atas kekerasan terhadap warga sipil dan meminta agar perjuangan dilakukan dengan cara damai. Namun, pandangan kritis tersebut diduga menjadi alasan utama ia dibungkam secara brutal.
Hingga berita ini diturunkan, pimpinan Kodap VIII belum mengeluarkan pernyataan resmi. Justru, sejumlah simpatisan OPM mencoba membelokkan narasi dengan menyebut bahwa Oner bukan bagian dari kelompok mereka, meskipun keterlibatannya selama ini telah diketahui luas oleh masyarakat sekitar.
Tokoh Adat: Ini Bukan Perjuangan, Tapi Penindasan
Tokoh adat Pegunungan Bintang, Theofilus Wenda, mengecam keras kejadian tersebut. Ia menilai, membunuh sesama anggota hanya karena berbeda pandangan adalah bentuk pengkhianatan terhadap nilai-nilai perjuangan dan kemanusiaan.
“Kalau sesama anggota saja dibunuh dan tidak diakui, lalu apa yang diperjuangkan? Ini bukan perjuangan, ini penindasan dalam organisasi, ” tegas Theofilus.
Senada dengan itu, tokoh pemuda lokal Herman Mirin mengatakan bahwa kematian Oner membuka mata banyak anak muda Papua akan bahaya laten dalam tubuh OPM.
“Oner Mirip adalah bukti bahwa OPM tidak peduli pada anggotanya. Mereka hanya peduli pada kekuasaan. Ini saatnya generasi muda menolak ajakan mereka, ” ungkap Herman.
Masyarakat Harap Jalan Damai Diperkuat
Kematian Oner menambah panjang daftar korban kekerasan internal dalam tubuh OPM akibat konflik kepentingan dan perpecahan visi. Masyarakat Papua berharap peristiwa ini dapat menjadi momentum untuk membangun kesadaran kolektif agar generasi muda tidak lagi terjerumus ke dalam organisasi bersenjata yang kehilangan arah perjuangan. (Apk/Red1922)