Terbongkar! Sem Sani, Prajurit OPM Kodap VIII Intan Jaya Dibiarkan Sakit Setahun Tanpa Pengobatan

4 hours ago 4

INTAN JAYA - Kabar memilukan kembali mencuat dari tubuh Organisasi Papua Merdeka (OPM), khususnya Kodap VIII Intan Jaya. Salah satu anggotanya, Sem Sani, dikabarkan menderita sakit parah dan dibiarkan tanpa perawatan medis selama lebih dari satu tahun. Situasi ini menjadi cermin nyata kegagalan OPM dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan anggotanya sendiri. Kamis 26 Juni 2025.

Tokoh masyarakat Intan Jaya, Yakobus Sondegau, mengkritik keras sikap OPM yang hanya mengeksploitasi anggotanya demi kepentingan kelompok, tanpa peduli nasib mereka ketika mengalami kesulitan.

“Sem Sani itu orang yang sudah berjuang untuk mereka. Tapi saat dia jatuh sakit, tidak ada yang peduli, tidak ada bantuan. Ini bukti nyata bahwa OPM sama sekali tidak memiliki rasa kemanusiaan terhadap anggotanya, apalagi terhadap rakyat Papua, ” tegas Yakobus.

Senada dengan itu, tokoh pemuda Papua, Marten Kobak, menyampaikan peringatan tegas kepada generasi muda Papua agar tidak lagi terbuai janji manis OPM.

“Kalau anggota mereka sendiri saja tidak diurus, apalagi rakyat. Jangan mudah percaya pada narasi palsu mereka. Ini bukan perjuangan, tapi memperalat manusia untuk kepentingan segelintir elit, " ungkapnya.

Peristiwa yang dialami Sem Sani memperkuat fakta bahwa manajemen internal OPM sangat buruk. Minimnya perhatian terhadap kesehatan, logistik, dan kesejahteraan anggota telah menjadi pemicu banyaknya pembelotan dari dalam tubuh mereka. Tidak sedikit anggota OPM yang akhirnya memilih menyerahkan diri kepada aparat keamanan dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) demi mendapatkan kehidupan yang lebih layak dan aman.

Para pengamat keamanan menilai bahwa kondisi yang dialami Sem Sani hanyalah puncak gunung es. Banyak kisah serupa yang selama ini tersembunyi di balik propaganda perjuangan OPM, yang pada kenyataannya lebih banyak menimbulkan penderitaan bagi anggotanya sendiri.

Kisah tragis ini menjadi alarm keras bagi masyarakat Papua, khususnya generasi muda, bahwa jalan kekerasan bukanlah solusi. Masa depan Papua harus dibangun dengan damai, pendidikan, kesehatan, dan kerja sama yang kuat bersama negara, bukan dengan senjata dan janji-janji kosong. (Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |