Tambak Terpadu, Hasrawati: Konsep Inovasi Hijau yang Satukan Ikan, Sayur, Wisata dan Rapat Kerja

6 hours ago 2

PANGKEP SULSEL – Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah ( DPD) Jurnalis Nasional Indonesia ( JNI ) Cabang Kabupaten Pangkep Hj Hasrawati HS saat mengunjungi tambak di Desa Kanaungan Kecamatan Labakkang Minggu (8/6/2026) mengatakan bahwa Sebuah konsep yang bisa jadi terobosan baru dalam pengelolaan sumber daya pesisir akan terlihat di kawasan tambak.

Tambak yang dulu hanya digunakan untuk budidaya ikan kini disulap menjadi kawasan terpadu yang menyatukan sektor perikanan, pertanian, pariwisata, kuliner, hingga ruang pertemuan. Inovasi ini diyakini menjadi model baru pembangunan berbasis desa yang berkelanjutan.

Menurut Wartawati Jejak Kasus  ini bahwa Program yang diberi nama Tambak Terpadu,   bisa dikembangkan oleh Koperasi Desa Merah Putih, atau sekolompok masyarakat setempat bekerja sama dengan tokoh pemuda dan pelaku usaha lokal. Konsepnya sederhana namun berdampak besar: menjadikan tambak sebagai pusat kegiatan ekonomi dan sosial dengan pendekatan ramah lingkungan.

Di lokasi tambak, pengunjung akan menemukan kolam budidaya ikan yang dikelola menggunakan sistem bioflok dan sirkulasi air bersih. Limbah dari budidaya ikan tidak dibuang, tetapi dimanfaatkan sebagai pupuk cair untuk kebun sayur mayur yang tumbuh subur di sekitarnya. Di sana tumbuh kangkung, bayam, selada, dan berbagai tanaman pangan lainnya.

Tak hanya itu, kawasan tambak ini juga menawarkan wisata edukasi keluarga. Anak-anak nantinya bisa belajar cara menanam sayur, memberi makan ikan, hingga memancing di kolam yang telah disediakan. Jalur jalan setapak dengan desain alami memudahkan pengunjung menjelajah area sambil menikmati suasana alam yang segar dan asri.

Bagi pencinta kuliner, tersedia warung makan yang menyajikan olahan ikan segar langsung dari tambak. Menu andalannya adalah ikan bakar sambal dabu-dabu, pepes nila, dan sayur bening dari hasil kebun sendiri. Semua dikelola oleh ibu-ibu rumah tangga di sekitar lokasi.

Menariknya, kata hj Hasrawati, di salah satu sudut tambak dibangun saung pertemuan dan aula terbuka yang bisa disewa untuk rapat, pelatihan, hingga acara komunitas. Ini menjadi daya tarik bagi instansi pemerintah, sekolah, maupun organisasi masyarakat yang ingin mengadakan kegiatan di tengah suasana alam terbuka.

 “ Kalau selama ini fokus ke ikan. Tapi setelah belajar tentang sistem terpadu ini, kami sadar bahwa satu lahan bisa menghasilkan banyak hal jika dikelola bersama, ” ujarnya 

Proyek ini mendapat dukungan dari masyarakat tani tambak Mereka menilai konsep tambak terpadu ini bisa menjadi pilot project yang direplikasi di daerah pesisir lainnya. 

Kalau ini terealisasi Masyarakat sekitar juga ikut merasakan manfaatnya. Selain mendapat tambahan penghasilan dari hasil tambak dan sayuran, warga juga dilibatkan dalam pengelolaan wisata dan warung makan. Hal ini mengurangi angka pengangguran sekaligus meningkatkan rasa memiliki terhadap kawasan.

Menurut penggagas ide ini, konsep tambak terpadu tidak hanya soal ekonomi, tapi juga memperkuat hubungan sosial di masyarakat. Ini ruang belajar bersama, tempat gotong royong, dan simbol bahwa desa bisa mandiri tanpa harus bergantung sepenuhnya dari luar,

Dengan pengelolaan yang baik, Tambak Terpadu berpotensi menjadi destinasi wisata unggulan dan pusat ekonomi lokal. Bahkan ke depan, kawasan ini dirancang untuk menjadi lokasi pelatihan petani dan nelayan dari daerah lain.

Para pengunjung  yang datang pun nantinya merasa puas. “Anak-anak senang, makanannya enak, tempatnya tenang dan bersih. Ini tempat wisata yang mendidik, ” ujar Wakil Ketua DPD JNI Kabupaten Pangkep.

Melihat animo yang tinggi, Hj Hasrawati berkata bahwa tambak terpadu ini bisa juga lengkapi pengembangan yang akan menambah fasilitas camping ground, homestay, dan pusat pelatihan terpadu. Tambak Terpadu tentu dapat membuktikan bahwa dari sebuah lahan tambak sederhana, bisa tumbuh harapan baru yang menyatukan alam, ekonomi, dan manusia.( Herman Djide)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |