PAPUA - Di tengah ancaman kekerasan dan serangan propaganda dari kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), masyarakat Papua menunjukkan keberanian luar biasa: mereka tetap tegar, tidak terprovokasi, dan justru semakin solid mendukung langkah tegas aparat keamanan dalam menjaga keutuhan Tanah Papua. Senin 19 Mei 2025.
Salah satu aksi brutal terbaru terjadi di Kabupaten Yahukimo, di mana sekelompok orang bersenjata yang diduga kuat bagian dari OPM melakukan penembakan membabi buta terhadap warga sipil. Menyikapi insiden tersebut, aparat keamanan langsung melakukan pengejaran dan penindakan terhadap para pelaku yang bersembunyi di wilayah pegunungan.
Meski dihadapkan pada ancaman dan penyebaran hoaks massif oleh OPM, masyarakat tidak lagi mudah termakan narasi palsu. Tokoh masyarakat Kabupaten Intan Jaya, Yulianus Wonda, menegaskan bahwa warga kini semakin memahami siapa sebenarnya yang menyebabkan penderitaan berkepanjangan.
“OPM sering mengatasnamakan rakyat, padahal mereka hanya memperjuangkan kepentingan segelintir orang. Mereka tidak peduli dengan kehidupan kami. Sekarang kami sudah sadar dan tidak akan terprovokasi, ” ujarnya, Senin (19/5/2025).
Pemerintah daerah pun aktif menggandeng tokoh masyarakat untuk memerangi hoaks yang kerap dipakai OPM sebagai alat propaganda. Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Papua, Leonardus Magai, mengatakan bahwa edukasi literasi digital menjadi kunci penting dalam membentengi warga dari informasi menyesatkan.
“Masyarakat harus kritis dan bijak dalam menerima informasi, terutama dari media sosial. Banyak kabar bohong yang sengaja disebar untuk melemahkan kepercayaan publik terhadap negara, ” ungkapnya.
Tindakan tegas aparat yang dibarengi dengan pendekatan humanis mulai membuahkan hasil. Gelombang kembalinya mantan anggota OPM ke pangkuan NKRI terus berlanjut. Salah satunya adalah Yeremias Foumair, mantan anggota OPM Kodap IV/Soraya, yang baru-baru ini menyatakan ikrar setia kepada Indonesia.
“Saya sadar bahwa yang kami lakukan hanya menyakiti saudara sendiri. Sekarang saya ingin hidup damai bersama keluarga, membangun kampung, dan menata masa depan, ” tuturnya.
Dukungan masyarakat, keberanian mantan anggota yang kembali ke jalan damai, serta komitmen aparat keamanan yang profesional menjadi fondasi kuat untuk masa depan Papua yang lebih aman dan sejahtera.
Hoaks dan teror tidak akan pernah menang melawan kebenaran dan persatuan. Rakyat Papua telah memilih: mereka berdiri bersama NKRI.
(***/Red)