Prof. Mia Amiati: Filosofi Jalan Sehat 

6 hours ago 6

Jakarta - Filosofi jalan sehat mencakup aspek kesehatan fisik dan mental, serta hubungan manusia dengan alam dan lingkungannya.

Jalan sehat bukan sekadar aktivitas fisik, tetapi juga praktik yang memulihkan hubungan kita dengan tubuh, pikiran, dan lingkungan sekitar.

Studi di British Medical Journal oleh Jeremy Morris dan Adrian Hardman pada 1997 menunjukkan bahwa berjalan kaki secara rutin mampu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular secara signifikan.

Aktivitas ini pun menjadi salah satu bentuk olahraga ringan yang paling direkomendasikan oleh kalangan medis.

Beberapa tahun kemudian, pada 2015, Hanson dan Jones melalui sebuah tinjauan sistematik yang dimuat di British Journal of Sports Medicine menunjukkan bahwa program jalan kaki yang dilakukan secara terstruktur tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga berdampak nyata dalam menurunkan tingkat depresi serta meningkatkan kebugaran psikologis.

Manfaat jalan kaki bagi kesehatan jantung dan tekanan darah tidak lagi diragukan. Sejumlah penelitian terbaru memperkuat klaim ini dengan bukti-bukti yang solid.

Salah satu meta-analisis komprehensif yang dilakukan oleh tim Cochrane pada 2021, dengan melibatkan lebih dari 5.000 peserta dari 73 studi, menunjukkan bahwa berjalan kaki dengan intensitas sedang selama 15 minggu dapat menurunkan tekanan darah.

Studi ini menunjukan jalan kaki membawa manfaat yang signifikan secara klinis dalam menekan risiko penyakit kardiovaskular jangka panjang. Bahkan, manfaat ini dirasakan lintas usia.

Tak hanya tekanan darah, berjalan kaki juga terbukti menurunkan risiko penyakit jantung secara umum. Studi prospektif berskala besar dari Harvard Medical School pada awal 2000-an menemukan bahwa berjalan kaki lebih dari empat jam per minggu dapat menurunkan risiko rawat inap akibat penyakit jantung hingga 31 persen, dan mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung sebesar 27 persen.

Bahkan, studi terbaru yang menganalisis data dari UK Biobank sebuah basis data kesehatan terbesar di Inggris menunjukkan bahwa menambahkan sekitar 2.600 hingga 2.800 langkah per hari dapat menurunkan risiko penyakit jantung secara signifikan.

Manfaat maksimal tercapai ketika seseorang berjalan antara 7.000 hingga 8.800 langkah per hari, demikian temuan riset yang dipublikasikan oleh Del Pozo Cruz dan tim peneliti kesehatan masyarakat pada tahun 2023.

Berjalan kaki juga terbukti efektif dalam menjaga dan memperkuat otot kaki, terutama pada kelompok usia lanjut. Sebuah studi oleh Kubo dari National Institute of Fitness and Sports di Jepang menunjukkan adanya peningkatan ketebalan otot dan kekuatan isometrik setelah program jalan kaki rutin selama beberapa minggu.

Hasil serupa dicatat dalam penelitian oleh Yoshiko dan koleganya pada 2018, yang menemukan bahwa jalan kaki dapat membantu mengurangi lemak intramuskular pada area paha dan betis dua bagian penting dalam menopang mobilitas harian.

Efek ini meningkat saat dikombinasikan dengan latihan resistensi ringan seperti wall sit, squat, atau sit-up yang dapat dilakukan di rumah, menjadikannya intervensi sederhana dan efektif untuk menjaga kekuatan otot dan fungsi mobilitas harian.

Penelitian lain mengungkap bahwa jalan kaki terutama saat dilakukan dalam durasi panjang dan intensitas ringan, merupakan salah satu bentuk aktivitas paling efektif untuk membakar lemak tubuh.

Sebuah studi prospektif di kalangan wanita menopause, seperti yang dilaporkan oleh Obesity Research & Clinical Practice, menemukan bahwa berjalan santai selama sekitar 54 menit (sekitar 4, 8 km) menurunkan lemak tubuh dan lemak perut lebih signifikan dibandingkan berjalan cepat atau lari selama 44 menit. Hal ini disebabkan karena intensitas rendah justru lebih memicu pembakaran lemak sebagai sumber energi utama.

Hasil serupa juga diperkuat oleh temuan dari tim peneliti di University of Tsukuba, Jepang, yang menunjukkan bahwa penambahan langkah harian dari 2.000 menjadi 5.000 langkah secara konsisten meningkatkan oksidasi lemak tubuh secara signifikan.

Bahkan, menurut jurnal Journal of Exercise Nutrition & Biochemistry, pembakaran lemak optimal tidak bergantung pada kecepatan, melainkan pada durasi dan konsistensi latihan itu sendiri.

Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa jalan kaki bukan sekadar aktivitas ringan pengisi waktu luang, melainkan sebuah intervensi kesehatan yang terjangkau, efektif, dan fleksibel. Di tengah gaya hidup modern yang sering kali duduk terlalu lama, berjalan kaki menjadi bentuk perlawanan sederhana namun kuat,

langkah-langkah kecil yang melindungi jantung, menurunkan tekanan darah, memperkuat otot kaki, membakar lemak dan pada akhirnya memperpanjang harapan hidup.@Red.

Oleh: Prof. (HCUA) Dr. Mia Amiati, S.H., M.H., CMA., CSSL.

Read Entire Article
Karya | Politics | | |