Peringati 1 Suro, Perhutani Lawu Ds Sabet Juara Dua Tumpeng Larung Sesaji

6 hours ago 3

Lawu Ds - Perhutani (30/06/2025) | Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah yang melimpah, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Ds turut serta sebagai peserta dan menyabet juara dua Tumpeng Larung Sesaji dalam rangka memperingati 1 suro (1 Muharam 1447 H) yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo di obyek wisata Telaga Ngebel Ponorogo, pada Jumat (27/6/2025). 

Kegiatan yang sudah menjadi agenda tahunan itu merupakan budaya dan kearifan lokal yang harus terus dilestarikan. Selain sebagai ajang silaturahmi masyarakat, Larung Sesaji juga dapat menambah daya tarik wisata tersendiri.

Hadir dalam acara larungan Telaga Ngebel tersebut, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan Wakil Bupati Lisdyarita, Sekda Ponorogo Agus Pramono, Ketua DPRD Ponorogo Dwi Agus Prayitno, Kapolres Ponorogo AKBP Andin Wisnu Sudibyo, Dandim Ponorogo Letkol Inf Dwi Soerjono, beberapa Kepala OPD Pemkab Ponorogo, Forkompinda, Perhutani, Forkopicam Ngebel, Kepala Desa Se-Kecamatan Ngebel, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan ribuan masyarakat pengunjung sekitar Ponorogo.

Kepala Perhutani KPH Lawu Ds Adi Nugroho saat dihubungi menyampaikan, Apresiasinya buat Pemkab Ponorogo yang sukses melaksanakan tradisi adat jawa dengan menggelar acara tahunan larung sesaji 1 suro.

“Saya ucapkan terima kasih kepada jajaran wilayah kerja Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wilis Barat yang sudah mewakili ikut partisipasi arak–arakan tumpeng sehingga menyabet juara dua, ” ujar Adi.

Tradisi Larung Sesaji adalah bagian tak terpisahkan dari identitas budaya dan spiritual masyarakat di Telaga Ngebel.

“Kami akan terus berkolaborasi dengan Pemkab Ponorogo, berkomitmen untuk terus mendukung dan melestarikan tradisi ini sebagai warisan berharga bagi generasi masa depan, ” tutup Adi.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dalam sambutanya menyampaikan agenda rutin ini kita laksanakan setiap tahun pada bulan Suro.

“Larungan sendiri menjadi salah satu ikon Grebeg Suro, larung sesaji berupa gunungan buceng hasil bumi merupakan bentuk penghormatan pada alam sekaligus permohonan keselamatan dan keberkahan, ” ujar Sugiri.

Sugiri Sancoko menambahkan bahwa tradisi Larungan adalah warisan budaya yang wajib dijaga nilainya dan kekayaan adat kita tidak hanya memperkuat identitas Ponorogo, tapi juga menjadi potensi besar bagi kemajuan ekonomi daerah yang harus di uri-uri atau dijaga kearifan lokalnya.

“Harapan kami semoga dengan tradisi larungan semua keburukan, kesalahan, kekeliruan di masa lalu dapat sirna dengan datangnya tahun baru Islam 1 Muharram, ” tutup Sugiri.@Red. 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |