Penghinaan terhadap Kesucian: OPM Jadikan Rumah Ibadah Markas, Merusak Damai Umat Papua

4 hours ago 1

PAPUA - Tindakan tidak bermoral kembali mencoreng wajah kemanusiaan oleh kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Di sejumlah wilayah pedalaman Papua, dilaporkan bahwa OPM telah menjadikan rumah ibadah sebagai markas operasional dalam upaya melawan aparat keamanan. Kejadian ini memicu kecaman keras dari berbagai tokoh agama dan masyarakat, karena dianggap sebagai penghinaan terhadap tempat yang seharusnya dihormati dan dijaga kesuciannya.

Pdt. Amos Tabuni, tokoh gereja terkemuka di wilayah Yahukimo, menyatakan keprihatinannya mendalam terhadap tindakan OPM yang dianggap mengabaikan nilai-nilai iman dan kesucian rumah ibadah. “Gereja adalah tempat damai, bukan markas untuk menyusun kekerasan. Jika ada kelompok yang menjadikan rumah ibadah sebagai markas perang, mereka sudah mencemari kesucian tempat ini dan melukai hati umat beragama, ” ujar Pdt. Amos tegas, Jumat (20/06/2025).

Tindakan OPM ini tidak hanya mencederai tempat suci, tetapi juga membahayakan keselamatan masyarakat. Dengan menjadikan rumah ibadah sebagai tempat persembunyian, OPM secara langsung menjadikannya sasaran bentrokan yang dapat berakibat fatal bagi warga sipil, terutama anak-anak dan lansia yang tinggal di sekitar area tersebut.

Yonas Kalakmabin, tokoh masyarakat dari Pegunungan Bintang, menambahkan, “Sekarang, orang tidak lagi bisa beribadah dengan tenang. Gereja dijaga oleh orang bersenjata. Ini bukanlah perjuangan, tapi penodaan terhadap tempat suci.” Ketakutan ini semakin meluas di kalangan warga yang merasa terjebak di tengah-tengah konflik bersenjata yang melibatkan rumah ibadah.

Menurut Dr. Melania Wonda, seorang pengamat sosial dan budaya Papua, tindakan OPM ini mencerminkan degradasi moral dan ketidakpedulian terhadap nilai-nilai kultural serta spiritual yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Papua. “Papua memiliki budaya yang sangat menghormati nilai religiusitas. Ketika OPM menjadikan rumah ibadah sebagai markas, mereka tidak hanya menyerang negara, tapi juga merusak akar budaya dan iman rakyat Papua, ” jelas Dr. Wonda.

Banyak pihak kini menyerukan agar OPM segera menghentikan praktik ini dan mengembalikan fungsi rumah ibadah sesuai dengan tujuannya, yakni sebagai tempat ibadah yang damai. Tindakan melibatkan tempat ibadah dalam konflik bersenjata tidak hanya melanggar Hukum Humaniter Internasional, tetapi juga menimbulkan trauma yang mendalam di tengah masyarakat, yang harus merasakan akibat dari kekerasan yang mereka sendiri tidak pilih. (*/Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |