Lombok Barat, NTB - Peringatan ulang tahun ke-2 paguyuban Patih Girang Batu Bawi Mareje Timur berlangsung meriah dan kondusif berkat pengamanan yang solid dari pihak kepolisian.
Acara yang dimeriahkan dengan pagelaran seni budaya Peresean ini menarik perhatian warga setempat dan penggemar seni tradisional.
Bertempat di Lapangan Umum Mareje Timur, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, kegiatan ini menjadi ajang pelestarian budaya sekaligus menunjukkan semangat sportivitas para pesertanya.
Kapolres Lombok Barat, Polda NTB, AKBP Yasmara Harahap, S.I.K., melalui Kapolsek Lembar, Ipda Joko Rudiantoro, S.H., M.H., menegaskan komitmen pihak kepolisian dalam mendukung dan mengamankan kegiatan positif masyarakat, termasuk pagelaran seni budaya.
"Kami dari Polsek Lembar hadir untuk memastikan setiap kegiatan masyarakat, terutama yang bernilai budaya seperti Peresean, dapat berjalan dengan aman, lancar, dan kondusif. Ini adalah bagian dari tugas kami untuk menjaga ketertiban sekaligus melestarikan kekayaan budaya lokal, " ujar Ipda Joko, Minggu (13/07/2025).
Ia menambahkan bahwa pengamanan ini dilakukan sebagai upaya preventif untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Tim pengamanan melakukan monitoring ketat sejak awal hingga akhir acara, memastikan semua tahapan acara berjalan sesuai rencana dan tidak ada gesekan antarpeserta maupun penonton.
Pagelaran Peresean yang digelar pada Minggu (13/7/2025) ini mengusung tema tanding persaudaraan.
Aturan dalam setiap pertarungan Peresean di acara ini sangat ketat. Tiga orang pekembar, yang terdiri dari satu orang pekembar tengah dan dua pekembar pinggir, bertugas memimpin jalannya pertarungan.
Setiap pekembar berhak memberikan keputusan yang adil, memastikan setiap duel berlangsung jujur dan sportif.
Setiap pepadu dalam pertarungan Peresean ini menggunakan atribut tradisional. Mereka bertarung menggunakan rotan sepanjang kurang lebih satu meter sebagai alat pukul dan sebuah ende yang terbuat dari kulit sapi sebagai tameng untuk menangkis.
Mekanisme pertarungan berlangsung selama empat ronde, dengan setiap ronde memiliki durasi kurang lebih tiga menit.
Meskipun terlihat keras, esensi dari Peresean ini adalah sportivitas dan kehormatan. Para peleton tidak hanya bertarung untuk memenangkan pertandingan, tetapi juga untuk menunjukkan keberanian dan kemampuan mereka.
Hasil akhir dari setiap pertarungan bukanlah kemenangan mutlak, melainkan pengakuan atas kekuatan dan kehormatan lawan.
Secara keseluruhan, acara peringatan ulang tahun paguyuban Patih Girang Batu Bawi Mareje Timur ini berlangsung sukses.
Seluruh rangkaian kegiatan, termasuk pagelaran seni budaya Peresean, berakhir dalam keadaan aman, lancar, dan kondusif. Hal ini membuktikan bahwa dengan kerja sama yang baik antara panitia, peserta, penonton, dan pihak keamanan, seni budaya lokal dapat terus dilestarikan dan dinikmati oleh masyarakat luas. (Adb)