PUNCAK - Di tengah heningnya pegunungan Papua, ketukan lembut di pintu rumah warga Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, pada Senin (18/8/2025) menghadirkan kejutan penuh makna. Bukan pedagang, bukan pula tamu biasa, melainkan prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 732/Banau yang datang membawa layanan kesehatan hingga ke ambang pintu rumah.
Program inovatif yang diberi nama “Pastoor” (Pelayanan Kesehatan Door to Door) ini menjadi wujud nyata kepedulian TNI kepada masyarakat di daerah yang akses kesehatannya masih sangat terbatas. Dengan mengenakan seragam loreng, para prajurit beriringan bersama tenaga medis Satgas. Mereka masuk dari rumah ke rumah, membawa peralatan medis sederhana, obat-obatan, vitamin, hingga pesan tentang pola hidup sehat.
Layanan yang Menyentuh Jantung Warga
Dalam kegiatan tersebut, setiap keluarga mendapat kesempatan untuk diperiksa kesehatannya. Pemeriksaan tekanan darah, cek gula darah, pemberian obat sesuai keluhan, serta vitamin untuk balita dan lansia menjadi rangkaian utama. Tidak ketinggalan, penyuluhan tentang pola hidup bersih, pencegahan penyakit menular, hingga pentingnya gizi seimbang juga disampaikan dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami.
Bagi warga Julukoma, yang biasanya harus berjalan jauh atau menunggu kendaraan berjam-jam hanya untuk mencapai puskesmas, kehadiran prajurit dengan layanan medis langsung ke rumah adalah anugerah besar.
“Saya mewakili ibu-ibu di Julukoma, sangat berterima kasih, ” ungkap Mama Yance Wandigau, salah seorang warga dengan mata berkaca-kaca. “Anak saya yang batuk pilek langsung diperiksa dan dikasih obat. Saya sendiri juga diperiksa tensinya. Ini sangat membantu, apalagi untuk bayi dan orang tua yang sakit di rumah. Terima kasih banyak Satgas, kalian benar-benar ada untuk kami.”
Komitmen TNI: Menjaga Negeri, Merawat Kehidupan
Komandan Satgas Pamtas Yonif 732/Banau, Letkol Inf Muhammad Nurul Chabibi, S.H., menegaskan bahwa misi TNI di perbatasan tidak berhenti pada menjaga kedaulatan. Lebih dari itu, kehadiran prajurit harus memberi arti nyata bagi kesejahteraan rakyat.
“Kegiatan Pastoor ini adalah bentuk pelayanan langsung Satgas Pamtas Yonif 732/Banau di ujung negeri, ” ujarnya. “Kami paham betul, akses kesehatan di daerah terpencil seperti Julukoma penuh tantangan. Karena itu, kami yang datang ke rumah warga. Kesehatan masyarakat adalah pondasi utama untuk membangun perbatasan yang maju dan sejahtera.”
Menurutnya, momentum HUT ke-80 Kemerdekaan RI semakin meneguhkan semangat prajurit untuk mengabdi tanpa batas. “Di usia ke-80 tahun kemerdekaan ini, kami ingin masyarakat perbatasan benar-benar merasakan perhatian negara. Inilah cara kami mengisi kemerdekaan: dengan menghadirkan pelayanan yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat, ” tambahnya.
Makna Kemerdekaan di Medan Terberat
Pelayanan kesehatan door to door di Julukoma tidak sekadar kegiatan medis biasa. Ia menjadi simbol kuat kehadiran negara di daerah yang kerap disebut sebagai “medan terberat” Papua. Jalanan curam, jarak yang jauh, dan keterbatasan fasilitas tidak menyurutkan langkah prajurit Banau untuk tetap mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.
Kehangatan sambutan warga dan doa yang terucap dari hati mereka menjadi bukti bahwa TNI tidak hanya dilihat sebagai penjaga batas negara, tetapi juga sebagai sahabat, pelindung, sekaligus penopang kehidupan di pelosok.
Melalui “Pastoor”, TNI mengukir pesan sederhana namun kuat: di mana pun rakyat berada, negara akan hadir bahkan sampai ke pintu rumah paling jauh di perbatasan Papua.
(PenSatgas Yonif 732/Banau)