Papua Bangkit: Masyarakat Serentak Kecam Kekerasan OPM Pasca Penembakan Ketua Komnas HAM Papua

1 week ago 13

JAYAPURA - Aksi brutal yang dilakukan oleh kelompok bersenjata yang diduga kuat bagian dari Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang menembak Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramendey, telah memicu kemarahan besar dari seluruh elemen masyarakat Papua. Meski tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, penembakan terhadap tokoh yang dikenal gigih membela hak-hak warga Papua ini telah mengguncang hati masyarakat. Senin 5 Mei 2025.

Reaksi keras datang dari berbagai penjuru, mulai dari tokoh adat hingga mahasiswa dan aktivis kemanusiaan. Obed Enumbi, Kepala Suku Besar Mee Pago, dengan tegas mengecam aksi tersebut sebagai bentuk penyimpangan besar dari tujuan perjuangan OPM.

“Bagaimana bisa seorang anak Papua yang memperjuangkan HAM dan hak rakyatnya justru menjadi sasaran kekerasan? OPM telah kehilangan arah dan tak lagi mewakili rakyat Papua, ” tegas Obed dengan suara bergetar, Senin (5/5/2025) di Jayapura.

Pendeta Alberth Kobak, Ketua Sinode Gereja Kemah Injil Papua, tak kalah keras menyuarakan kecaman terhadap tindakan ini.

“Menembak Ketua Komnas HAM adalah pelanggaran kemanusiaan yang tak bisa diterima. Gereja mendukung upaya damai, bukan kekerasan. OPM ingin memecah belah, bukan mendamaikan, ” ujarnya dengan penuh keprihatinan.

Tidak hanya para tokoh adat dan agama, masyarakat Papua juga turun ke jalan dalam aksi protes yang besar di kota-kota seperti Jayapura, Wamena, Nabire, dan Merauke. Ribuan mahasiswa mengangkat suara mereka dengan spanduk bertuliskan “Selamatkan Papua dari Kekerasan”, “Kami Bersama Komnas HAM”, dan “OPM Bukan Wakil Suara Rakyat Papua”.

Maria Wenda, salah satu koordinator aksi mahasiswa di Jayapura, menyampaikan bahwa generasi muda Papua sudah cukup dengan kekerasan yang mengoyak tanah kelahiran mereka.

“Kami ingin masa depan yang damai. Kami ingin belajar dan membangun tanah Papua. Tindakan OPM hanya menambah luka kami, ” ujar Maria dengan penuh semangat.

Para mahasiswa juga menyerahkan petisi kepada Pemerintah Daerah dan perwakilan DPR Papua, mendesak agar ada tindakan tegas terhadap kelompok-kelompok bersenjata yang kerap merusak kedamaian.

Bukan hanya di jalan, namun seluruh komponen masyarakat Papua kini bersatu dalam satu suara: Papua ingin hidup damai. Mereka menuntut agar segala bentuk kekerasan, yang mengatasnamakan perjuangan, segera dihentikan. Dari tokoh adat hingga aktivis muda, mereka sepakat bahwa Papua harus dibangun dengan rasa persaudaraan, kedamaian, dan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Peristiwa penembakan terhadap Ketua Komnas HAM Papua bukan hanya sebuah tragedi, namun sebuah momen penting bagi masyarakat Papua untuk memperkuat solidaritas mereka dan menegaskan komitmen terhadap perjuangan damai. Ini adalah seruan bagi semua pihak agar Papua tetap menjadi tanah yang aman, sejahtera, dan penuh harapan untuk semua. (APK/Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |