Nasionalisme Luntur, Pramuka Kembali Jadi Eskul Wajib di Sekolah!

9 hours ago 4

JAKARTA - Kekhawatiran akan terkikisnya rasa nasionalisme di kalangan generasi muda Indonesia mendorong Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk mengambil langkah tegas. Pramuka, yang dulunya hanya menjadi pilihan ekstrakurikuler, kini kembali diwajibkan bagi seluruh siswa dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI Abdul Mu’ti mengakui adanya fenomena yang mengkhawatirkan ini. Ia melihat adanya indikasi penurunan rasa cinta Tanah Air di kalangan anak muda.

“Memang ada gejala seperti itu ya dan ini yang memang menjadi concern kami terutama di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, " kata Mu’ti, usai menghadiri pengukuhan Paskibraka 2025 di Istana Kepresidenan, Jakarta, Sabtu (16/8/2025).

Lebih lanjut, Mu'ti menjelaskan urgensi menanamkan kembali nilai-nilai kebangsaan sejak dini. Tujuannya jelas, yaitu untuk membangkitkan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia dan semangat untuk maju sebagai bangsa yang berdaulat.

“Bagaimana agar rasa cinta Tanah Air, bangga sebagai bangsa Indonesia, dan maju dengan semangat kita sebagai bangsa Indonesia, bangsa yang berdaulat sesuai dengan semangat peringatan Kemerdekaan ini, ” sambung dia.

Kebijakan mewajibkan Pramuka diharapkan menjadi solusi konkret untuk mengatasi masalah ini. Pramuka dianggap sebagai wadah yang ideal untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme kepada generasi muda.

“Di antara nilai-nilai dasar dalam Dasa Darma Pramuka tentu adalah cinta Tanah Air, kemudian berbagai kepribadian yang mulia, ” ungkap dia.

Mu'ti menekankan bahwa penanaman rasa cinta Tanah Air harus menjadi bagian integral dari proses pembelajaran, bukan hanya sekadar kegiatan ekstrakurikuler.

“Ini yang coba nanti kita lakukan sehingga penekanan hidden kurikulum atau kurikulum yang menekankan pemberian pengalaman, penanaman nilai-nilai yang mulia itu juga menjadi bagian tak terpisahkan dari pembelajaran di masa-masa akan datang, ” kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kurangnya pengetahuan sejarah di kalangan anak muda.

“Karena banyak sekali sekarang orang yang tidak mengetahui sejarah yang namanya Republik Indonesia, terutama anak-anak muda, " kata Megawati, kepada awak media.

Pernyataan Megawati ini semakin memperkuat urgensi untuk memperkuat pendidikan karakter dan nasionalisme di kalangan generasi muda. Pramuka, dengan segala nilai dan kegiatannya, diharapkan mampu menjadi salah satu pilar penting dalam upaya membentuk generasi muda yang cinta Tanah Air dan bangga menjadi bangsa Indonesia. (Warta Sekolah)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |