Menampar Kemanusiaan: Teror OPM ke Warga Sipil Bongkar Wajah Asli di Balik Topeng Perjuangan

1 week ago 12

PAPUA - Ketika dunia menyerukan perlindungan atas hak asasi manusia, suara itu seakan tenggelam di pegunungan Papua, tempat di mana warga sipil justru menjadi target utama kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dalam klaim perjuangan yang katanya demi rakyat, OPM justru menodai nilai kemanusiaan dengan rentetan aksi brutal terhadap sesama warga Papua. Senin 5 Mei 2025.

Aksi kekerasan yang terus meningkat sejak awal 2025 telah menciptakan ketakutan massal. Lebih dari 15 serangan bersenjata dilaporkan di wilayah Papua Tengah, Papua Pegunungan, hingga Papua Selatan. Sasaran mereka? Petani, pedagang, anak sekolah, dan bahkan tokoh adat mereka yang tak bersalah, tak bersenjata, dan hanya ingin hidup damai.

Puncak kekejaman terjadi pada 2 Mei 2025, saat seorang warga sipil bernama Hari Karuanto tewas ditembak di Jalan Statistik, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo. Hanya dua hari sebelumnya, seorang pendatang nyaris kehilangan nyawa akibat penikaman di lokasi yang berdekatan. Kedua serangan dilakukan secara brutal dan pengecut: menyerang lalu menghilang.

Ironisnya, kelompok yang mengklaim memperjuangkan hak-hak orang asli Papua (OAP) justru menjadi aktor utama pelanggaran hak hidup yang paling dasar. Aksi mereka bukan lagi perlawanan tapi teror murni.

Dr. Martha Angkasa, pengamat HAM dari Lembaga Studi Hukum dan Kemanusiaan Indonesia, mengecam keras aksi OPM tersebut.

“Tak ada perjuangan yang sah jika menargetkan rakyat sendiri. OPM bukan sedang membela Papua, mereka sedang menghancurkannya dari dalam, ” tegasnya.

Situasi ini telah membuat banyak warga terpaksa mengungsi, menghentikan aktivitas ekonomi, dan meninggalkan pendidikan anak-anak demi keselamatan. Kehidupan sehari-hari lumpuh di bawah bayang-bayang senjata dan ketakutan.

Kini, wajah asli OPM semakin tampak jelas bukan sebagai pembela, tetapi penindas. Klaim mereka tentang keadilan dan HAM telah runtuh, terbantahkan oleh darah dan air mata masyarakat sipil Papua sendiri. (APK/Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |