NDUGA - Di tengah lebatnya hutan Distrik Krepkuri, Nduga, ada getaran semangat yang tak biasa pada Kamis, 5 Juni 2025. Di balik dinding kayu dan lantai papan SD Rimba Mumugu, suara anak-anak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya menggema, membelah sunyi rimba. Itulah hasil dari kehadiran Satgas Pamtas Mobile RI-PNG Yonif 733/Masariku, yang kembali turun tangan langsung dalam membangun masa depan Papua lewat program Bina Teritorial Wilayah (Bintahwil).
Dipimpin oleh Letda Inf Sirajul, para prajurit tidak sekadar hadir sebagai penjaga batas, tetapi sebagai guru, sahabat, dan penggerak semangat kebangsaan. Salah satu prajurit, Sertu Barakati, berdiri di depan kelas sebagai pengajar hari itu. Ia mengajarkan matematika dasar kepada siswa dengan penuh kesabaran, membimbing mereka memahami angka sembari menyelipkan nilai-nilai nasionalisme.
“Kegiatan ini adalah bagian dari program Masariku Cerdas, yang bertujuan membuka akses pendidikan dan menanamkan cinta tanah air sejak dini, ” ujar Dansatgas Yonif 733/Masariku, Letkol Inf Julius Jongen Matakena.
Namun yang paling menggugah hati adalah saat seluruh siswa berdiri tegap dan menyanyikan Indonesia Raya dengan suara lantang, dipandu oleh Sertu Barakati. Di tengah kesederhanaan, di rimba yang jauh dari hiruk pikuk kota, semangat kebangsaan justru bersinar terang. Inilah bukti bahwa rasa cinta tanah air tak mengenal jarak.
Antusiasme anak-anak begitu tinggi. Meskipun belajar dengan segala keterbatasan, mereka tetap bersemangat, menyambut setiap pelajaran dengan binar mata penuh mimpi.
“Kami merasa sangat terbantu. Anak-anak jadi lebih semangat belajar dan merasa diperhatikan oleh negara, ” ungkap Bapak Niko, guru SD Rimba Mumugu, dengan haru.
Kegiatan ini menciptakan ruang belajar yang bukan hanya diisi oleh materi pelajaran, tetapi juga oleh kedekatan, kasih sayang, dan motivasi untuk meraih masa depan. Keakraban antara prajurit TNI dan siswa membuat suasana belajar menjadi penuh kehangatan dan harapan.
“Pendidikan adalah jalan menuju masa depan. Kami ingin hadir bukan hanya sebagai penjaga wilayah, tapi sebagai bagian dari proses tumbuhnya generasi penerus bangsa, ” tegas Letkol Julius.
Melalui kegiatan seperti ini, Satgas Yonif 733/Masariku membuktikan bahwa membangun Papua tidak cukup dengan senjata dan strategi militer, tetapi juga dengan hati yang peduli, tangan yang mengajar, dan suara yang membakar semangat.
Authentication:
Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, Dansatgas Media HABEMA