Loreng dan Ladang: Ketika Prajurit TNI Menjadi Pelanggan Pertama dan Harapan Terindah Bagi Petani Intan Jaya

13 hours ago 2

INTAN JAYA - Pagi itu, halaman TK Mamba di Kotis Satgas Yonif 500/Sikatan terasa lebih hidup dari biasanya. Bukan karena derap pasukan atau deru kendaraan militer, melainkan karena derai tawa dan senyum hangat para petani lokal yang membawa hasil kebun mereka. Di bawah langit Papua yang biru dan pegunungan yang gagah, prajurit TNI dan petani Intan Jaya menyatu dalam satu harmoni sederhana namun penuh makna: kegiatan ROSITA, atau "Borong Hasil Tani". Sabtu 10 Mei 2025.

Sebanyak 10 personel Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan, yang dipimpin Sertu Sulung, tidak datang membawa instruksi atau senjata, tetapi membawa niat tulus: membeli langsung hasil pertanian dari mama-mama Papua sebagai wujud nyata dukungan terhadap ekonomi lokal dan penguatan ikatan batin antara TNI dan masyarakat.

“Kami datang bukan hanya untuk menjaga wilayah, tetapi juga menjaga harapan. ROSITA bukan sekadar kegiatan borong hasil tani. Ini adalah cara kami menunjukkan bahwa TNI ada untuk rakyat, dan akan terus berdiri bersama mereka dalam suka dan duka, ” ungkap Sertu Sulung dengan nada penuh empati.

Ketika Tentara Jadi Pelanggan Pertama

Bagi para petani di Intan Jaya, mencari pembeli bukan hal mudah. Medan berat, akses pasar yang jauh, hingga harga jual yang tidak menentu menjadi tantangan harian. Namun hari itu, tantara-lah yang mendatangi mereka membeli hasil kebun seperti umbi-umbian, alpukat, hingga sayur-mayur lokal tanpa menawar dan tanpa syarat. TNI hadir bukan sebagai aparat, tetapi sebagai pelanggan pertama dan mungkin juga pelanggan terbaik.

“Biasanya kami harus jalan jauh ke pasar, dan belum tentu dagangan laku. Tapi hari ini saya bisa pulang dengan senyum. Tentara beli semua hasil kebun saya. Terima kasih banyak, Tuhan berkati, ” tutur Mama Helena, dengan mata berkaca-kaca dan pelukan hangat pada keranjang hasil panennya.

Menanam Kepercayaan, Memanen Persaudaraan

Lebih dari transaksi ekonomi, ROSITA menanam benih kepercayaan yang tak ternilai. Di wilayah yang kerap diselimuti tantangan, kehadiran TNI dengan wajah humanis seperti ini menjadi penyegar harapan. ROSITA bukan program seremonial, melainkan simbol komitmen TNI untuk hadir sebagai bagian dari masyarakat bukan hanya dalam pengamanan, tapi juga dalam keseharian mereka.

Harmoni di Tanah Papua

Apa yang dilakukan Satgas Yonif 500/Sikatan hari itu membuktikan bahwa kekuatan sejati bukan hanya berasal dari senjata, tetapi dari **kepedulian dan kepercayaan yang dibangun dari hati ke hati**. Dan melalui kegiatan seperti ROSITA, loreng bukan lagi sekadar seragam militer, tetapi menjadi simbol pelindung, pengayom, dan sahabat masyarakat Papua.

Autentikasi:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Karya | Politics | | |