Jembatan Harapan di Tanah Asmat: Prajurit TNI Bangun Jalan Menuju Mimpi Anak-anak Papua

7 hours ago 3

PAPUA - Di tengah rimba lebat Distrik Sawa Erma, Kabupaten Asmat, sebuah kisah luar biasa tengah ditulis. Bukan tentang perang atau senjata, tetapi tentang harapan yang dibangun dari kayu dan paku, oleh tangan-tangan prajurit TNI yang tak rela masa depan anak-anak Papua terhalang jembatan rapuh. Kamis 19 Juni 2025.

Jembatan menuju SD Rimba Mumugu, satu-satunya akses bagi ratusan siswa dan guru di kawasan itu, selama bertahun-tahun menjadi momok berbahaya. Setiap musim hujan datang, anak-anak harus bertaruh nyawa menyeberang di atas jembatan yang lapuk, berharap bisa tiba di sekolah dengan selamat. Namun kini, semua berubah.

Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku hadir bukan hanya sebagai penjaga wilayah perbatasan, tapi juga sebagai penjaga mimpi dan pelita masa depan. Mereka turun langsung memperbaiki jembatan yang rusak tidak dengan janji, tapi dengan aksi nyata.

“Jembatan ini adalah urat nadi pendidikan. Kami tidak ingin ada anak yang berhenti belajar hanya karena tidak bisa menyeberang, ” ungkap Komandan Satgas Letkol Inf Julius Jongen Matakena dengan penuh empati.

Bekerja siang dan malam, para personel Satgas yang memiliki keahlian di bidang konstruksi mengubah bangunan rapuh menjadi jembatan kokoh harapan. Kini, anak-anak bisa melangkah lebih aman menuju sekolah, dan orang tua bisa melepas mereka dengan tenang.

Namun, lebih dari itu, perbaikan ini menjadi jembatan persaudaraan membangun kepercayaan antara masyarakat Papua dan prajurit TNI. Mereka tidak hanya hadir sebagai pasukan, tetapi sebagai sahabat dan saudara yang memahami kebutuhan warga hingga ke akar.

“Kami akan terus mendampingi rakyat Papua dalam membangun. Tugas kami bukan hanya menjaga batas, tetapi juga membantu membuka masa depan, ” lanjut Letkol Julius, penuh semangat.

Apresiasi mendalam datang dari Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, yang menegaskan bahwa pembangunan ini adalah bagian dari misi besar TNI untuk mencerdaskan bangsa, terutama di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).

“Setiap langkah kecil anak Papua menuju sekolah adalah tanggung jawab besar kita semua. Jembatan ini bukan sekadar struktur kayu, tetapi simbol bahwa negara hadir, bahwa TNI peduli, dan bahwa pendidikan adalah hak yang tak boleh dihalangi medan apa pun, ” tegas Mayjen TNI Lucky Avianto.

Lebih dari Sekadar Infrastruktur: Ini Tentang Masa Depan

Kisah di Rimba Mumugu bukan hanya tentang pembangunan jembatan. Ini adalah tentang membangun keberanian untuk bermimpi, tentang mengubah ketakutan menjadi keberanian, dan membuktikan bahwa di balik seragam loreng, ada hati yang bekerja untuk rakyat.

TNI telah membuktikan, bahwa di tengah keterbatasan, selalu ada ruang untuk harapan. Dan di Papua, harapan itu kini berdiri kokoh melintang di atas sungai, menghubungkan anak-anak dengan masa depan yang lebih cerah.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Karya | Politics | | |