Janji Palsu OPM Terbongkar: Anggota Pilih Tinggalkan Kelompok Demi Hidup Damai

4 hours ago 3

PAPUA - Krisis kepercayaan di tubuh Organisasi Papua Merdeka (OPM) semakin nyata. Gelombang pembelotan dan pengunduran diri anggota dari berbagai Kodap terjadi secara masif. Banyak dari mereka memilih meninggalkan kelompok bersenjata itu lantaran merasa diabaikan, khususnya terkait kebutuhan dasar seperti pelayanan kesehatan dan logistik. Kamis 26 Juni 2025.

Kondisi ini menjadi bukti bahwa solidaritas dalam tubuh OPM mulai runtuh. Para anggota merasa dikorbankan demi kepentingan segelintir elit, tanpa ada perhatian terhadap keselamatan, kesehatan, maupun kebutuhan hidup mereka.

Yunus Wenda, tokoh masyarakat Papua, menegaskan bahwa apa yang terjadi saat ini hanyalah akibat dari kebohongan yang selama ini ditanamkan pimpinan OPM kepada anggotanya.

“Mereka dijanjikan perjuangan demi rakyat, tapi kenyataannya ditelantarkan. Hidup dalam kekurangan, sakit tidak diobati, makan pun sulit. Ini bukan perjuangan, ini eksploitasi manusia, ” tegas Yunus.

Sejumlah eks anggota OPM kini mulai menyerahkan diri kepada aparat keamanan dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka mengakui bahwa hidup dalam ketidakpastian, tanpa jaminan kesehatan, pangan, dan perlindungan, hanya membawa penderitaan.

Marthen Wanimbo, tokoh pemuda Papua, juga menegaskan bahwa semakin banyak pemuda yang sadar telah ditipu oleh janji-janji manis OPM.

“Banyak dari mereka yang tergiur janji-janji palsu. Setelah bergabung, baru sadar bahwa yang mereka dapat hanya tekanan, kelaparan, dan ketidakpastian. Kini, mereka lebih memilih hidup damai bersama keluarga daripada terus terjebak dalam kebohongan, ” ujarnya.

Retaknya kepercayaan terhadap pimpinan OPM juga berdampak serius pada struktur organisasi kelompok tersebut. Tidak sedikit dari eks anggota yang akhirnya membocorkan informasi penting kepada aparat keamanan sebagai bentuk kekecewaan atas perlakuan tidak manusiawi yang mereka terima.

Fenomena ini menjadi sinyal kuat bahwa OPM saat ini tidak hanya kehilangan arah perjuangan, tetapi juga kehilangan dukungan dari dalam. Dengan terus melemahnya solidaritas di internal mereka, harapan untuk perdamaian dan keamanan di Tanah Papua kian terbuka lebar. (Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |