PAPUA - Di sebuah kampung terpencil bernama Wombru, Distrik Mage'Abume, Kabupaten Puncak, harapan datang tidak lewat sirine ambulans atau klinik modern, tapi lewat kehadiran “dokter berseragam” prajurit TNI dari Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti yang siap merawat luka dengan hati. Kamis 19 Juni 2025.
Adalah Diku, seorang warga Kampung Wombru, yang mengalami luka serius di kaki akibat kecelakaan ringan yang nyaris menjadi bencana besar karena tidak adanya fasilitas kesehatan di sekitar. Dalam keheningan pedalaman Papua yang jauh dari pusat medis, luka seperti itu bisa membawa bahaya fatal.
Namun, keajaiban datang dari Pos Pintu Jawa, tempat di mana prajurit-prajurit TNI tidak hanya memanggul senjata, tetapi juga membawa perban, alkohol medis, dan kasih sayang. Petugas kesehatan Satgas segera bertindak cepat menangani luka Diku, menghindarkannya dari risiko infeksi dan komplikasi serius.
“Saya kira harus berjalan jauh ke kota, tapi ternyata di sini juga ada ‘dokter berseragam’. Mereka sigap dan tahu caranya, ” ujar Diku, matanya berbinar, senyumnya merekah menggantikan raut sakit yang sebelumnya membayangi wajahnya.
Komandan Pos, Letda Inf Risal, menyampaikan bahwa apa yang dilakukan bukan sekadar kewajiban, tetapi panggilan nurani.
“Ini bukan soal patroli atau keamanan saja. Ini tentang kemanusiaan. Ketika kami bisa membantu menyembuhkan luka warga, di situlah tugas kami benar-benar bermakna. TNI hadir bukan hanya untuk menjaga perbatasan, tetapi untuk menjadi jembatan harapan, ” ucap Letda Risal.
Aksi heroik ini menuai apresiasi langsung dari Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, yang menegaskan bahwa satu nyawa warga Papua adalah amanah besar bagi TNI.
“Apa yang dilakukan oleh prajurit kami di Pos Pintu Jawa adalah potret nyata dari TNI yang tidak hanya menjaga kedaulatan, tapi juga hadir dalam setiap denyut kehidupan rakyat. Kesehatan adalah hak dasar, dan kami akan menjangkau sejauh apa pun untuk memastikan rakyat mendapatkannya, ” tegas Pangkoops.
Bagi warga Wombru, tindakan ini bukan hanya pertolongan medis. Ia menjadi simbol kehadiran negara di ujung-ujung negeri, dalam bentuk paling nyata: menyembuhkan, merangkul, dan memberi harapan.
Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti membuktikan bahwa di tanah yang sulit dijangkau, cinta untuk rakyat tak pernah sulit untuk dibawa. Mereka bukan hanya pasukan penjaga batas, tetapi penjaga kemanusiaan.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono