Dokter Berseragam dari Hutan Papua: Prajurit TNI Jadi Penyelamat Luka di Tanah Terlupakan

7 hours ago 3

PUNCAK - Di tempat di mana suara ambulans tak pernah terdengar dan jarak ke rumah sakit bisa berarti berhari-hari berjalan kaki, harapan itu hadir… berbaju loreng. Kamis 19 Juni 2025.

Adalah Diku, seorang warga Kampung Wombru, Distrik Mage'Abume, Kabupaten Puncak, Papua, yang mengalami luka cukup serius di kaki. Di daerah seperti Wombru, luka seperti itu bukan hanya persoalan fisik tapi bisa berarti awal dari bahaya besar jika tak segera ditangani.

Namun, di tengah sunyi dan terpencilnya pedalaman Papua, ada Pos Pintu Jawa tempat para prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti mengabdi bukan hanya untuk menjaga kedaulatan, tapi juga menyentuh sisi terdalam kemanusiaan. Tanpa menunggu aba-aba, personel kesehatan Satgas langsung bertindak cepat. Luka Diku dibersihkan, dirawat, dan diperban oleh “dokter berseragam” yang tak mengenal kata menunda untuk menolong sesama.

“Saya pikir harus ke rumah sakit di kota. Tapi ternyata, penyelamatnya ada di kampung sendiri. Mereka cepat, sigap, dan tahu caranya, ” ujar Diku dengan senyum lega, rasa nyeri di kakinya perlahan tergantikan oleh rasa haru.

Komandan Pos Pintu Jawa, Letda Inf Risal, mengatakan bahwa momen-momen seperti inilah yang membuat penugasan mereka jauh lebih berarti.

“Ini bukan hanya soal patroli dan keamanan, tapi tentang kepedulian. Kami ingin masyarakat tahu bahwa TNI hadir untuk mereka, bukan hanya sebagai penjaga batas, tapi juga sahabat di masa sulit, ” tegasnya.

Di tempat seperti Wombru, kehadiran prajurit tak hanya menjadi perisai negara, tapi juga menjadi penjaga kehidupan. Luka-luka yang biasanya terabaikan kini bisa ditangani, nyawa bisa diselamatkan, dan rasa takut bisa diubah menjadi rasa aman.

Misi kemanusiaan ini adalah wajah lain dari TNI yang jarang terekspos. Di balik ketegasan mereka, tersimpan empati yang dalam. Mereka bukan hanya barisan pertahanan, tapi barisan harapan.

Aksi Nyata, Bukan Sekadar Tugas

Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti membuktikan bahwa pengabdian tidak selalu dalam bentuk operasi besar kadang, cukup dengan satu tindakan kecil yang menyelamatkan nyawa.

Dan di perbatasan yang senyap itu, prajurit kita kembali membuktikan: di mana negara sulit menjangkau, di situlah TNI hadir lebih dulu.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Karya | Politics | | |