NDUGA - Di jantung pedalaman Papua, tepatnya di Distrik Krepkuri, hadir sebuah kisah indah tentang persatuan yang lahir dari ketulusan. Sejak Senin 26 Mei 2025, prajurit Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku telah menjalin hubungan erat dengan masyarakat setempat melalui kegiatan ibadah bersama sebuah langkah sederhana yang melahirkan dampak luar biasa.
Di tengah tantangan menjaga kedaulatan, para prajurit ini memilih jalan hati: merangkul perbedaan, membangun keharmonisan, dan memupuk kasih dalam doa. Bersama tokoh agama dan warga dari berbagai latar belakang, mereka menciptakan ruang ibadah yang tidak hanya sakral, tetapi juga sarat makna kebersamaan.
“Ini bukan sekadar kegiatan rohani, ” ujar seorang tokoh masyarakat Papua, “tetapi perwujudan nyata bahwa TNI hadir untuk mendekap rakyatnya dalam damai, bukan hanya dalam tugas.”
Komandan Satgas menegaskan bahwa kegiatan ini bukan program seremonial, melainkan strategi humanis untuk merawat kedekatan dengan masyarakat dan memperkuat kohesi sosial di wilayah rawan konflik. Melalui ibadah bersama, prajurit tidak hanya menjaga batas teritorial, tapi juga membangun benteng spiritual yang menyatukan hati.
Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, pun memberikan apresiasi tinggi. Menurutnya, inisiatif prajurit Yonif 733/Masariku adalah refleksi sejati nilai-nilai TNI yang humanis dan inklusif.
“Kegiatan ibadah bersama ini menunjukkan bahwa kekuatan terbesar kita terletak pada kemampuan merangkul perbedaan, menciptakan kedamaian, dan menanam harapan dalam setiap langkah. Inilah wajah TNI yang sesungguhnya—melindungi, mengayomi, dan menyatu dengan rakyat.”
Di Nduga, TNI dan rakyat telah membuktikan bahwa iman bisa menjadi jembatan paling kokoh dalam membangun persatuan. Ketika kasih dipanjatkan dalam doa bersama, tak ada yang mustahil untuk dicapai bahkan di tanah yang paling sunyi sekalipun.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono