Benang Harapan dari Loreng Papua: Saat Prajurit Menjahit Luka dan Membangun Kepercayaan

1 day ago 8

PAPUA - Di balik kabut yang menggulung pegunungan Kampung Geligi, kisah luar biasa kembali ditorehkan. Bukan dengan peluru atau komando perang, tapi dengan benang, jarum, dan hati yang penuh kepedulian. Pada Kamis, 5 Juni 2025, prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti, dari Pos Pintu Jawa, menyelamatkan nyawa seorang pemuda desa yang terluka parah membuktikan bahwa kekuatan sejati prajurit tak selalu hadir di medan pertempuran.

Adalah Yotam, pemuda kampung yang datang tertatih, luka di kakinya menganga akibat sabetan parang. Darah menetes, harapan menipis. Pilihan menuju puskesmas tak lagi relevan—bangunan itu kini sunyi dan kosong, ditinggal para tenaga kesehatan yang terusir akibat intimidasi kelompok bersenjata TPNPB.

Namun, harapan muncul dari tempat yang tak terduga. Di pos jaga milik TNI yang berdiri untuk menjaga kedaulatan negara—hidup justru dipertahankan. Tanpa ragu, Serda Lijan, prajurit kesehatan dari Bakes Pos Pintu Jawa, segera bertindak. Di bawah penerangan alami dan tenda sederhana, ia menjahit luka Yotam. Tujuh jahitan menutup luka di kaki, namun lebih dari itu: menyambung rasa aman, menambal luka sosial, dan menyulam kembali kepercayaan.

“Kami hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh setiap anak bangsa menolong tanpa melihat siapa dan dari mana, ” ujar Letda Inf Risal, Danpos Pintu Jawa, penuh ketegasan namun sarat empati.

Dalam suasana yang masih kerap diwarnai gejolak dan ketegangan, keberadaan prajurit TNI menjadi simbol harapan yang nyata. Tak hanya menjaga wilayah, mereka hadir sebagai penyambung kehidupan dan penjaga nurani rakyat.

Di pelosok negeri, di mana negara kerap terasa jauh, prajurit Yonif 700/WYC hadir membawa kehangatan. Seragam loreng mereka bukan hanya pelindung dari peluru, tapi juga selimut kepedulian bagi warga yang terluka secara fisik maupun batin.

“Kisah ini bukan sekadar pertolongan medis, tetapi potret nyata dari pengabdian TNI sebagai penjaga hati rakyat, ” tegas Mayjen TNI Lucky Avianto, Pangkoops Habema.

Satu luka telah dijahit. Tapi lebih dari itu, satu kepercayaan telah dirajut kembali di tengah hening kabut Papua, oleh tangan-tangan yang setia mengabdi.

Authentication:

Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, Dansatgas Media HABEMA

Read Entire Article
Karya | Politics | | |