APBN 2025, Sri Mulyani Pangkas Target Pajak Rp112 T Akibat Geopolitik

8 hours ago 6

JAKARTA - Rasanya kita semua merasakan gejolak yang terjadi di panggung dunia, mulai dari urusan dagang antarnegara besar hingga konflik yang tak kunjung usai. Ternyata, riak-riak ketidakpastian global ini ikut memengaruhi perencanaan keuangan negara kita.

Menteri Keuangan, sosok yang selalu berusaha menjaga kesehatan dompet negara di tengah badai ekonomi, baru saja menyampaikan proyeksi yang cukup signifikan terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025.

Melalui unggahan di akun Instagram resminya, @smindarwati, pada hari Rabu (2/7/2025), Ibu Sri Mulyani, atau yang akrab disapa Ani, memperkirakan penerimaan dari sektor pajak pada tahun depan hanya akan mencapai Rp2.076, 9 triliun. Angka ini terpaut cukup jauh, sekitar Rp112, 4 triliun lebih rendah, dari target awal yang tercantum dalam APBN sebesar Rp2.189, 3 triliun.

"Pelaksanaan APBN 2025 dalam semester pertama menghadapi situasi yang luar biasa menantang karena perang dagang dan konflik geopolitik yang meluas. Dunia terus dibayangi ketidakpastian yang berdampak pada perlambatan ekonomi global dan volatilitas harga komoditas, " kata Ani.

Meski penerimaan pajak diperkirakan melandai, ada kabar baik dari sektor kepabeanan dan cukai. Target dari pos ini justru diproyeksikan meningkat, dari yang semula Rp301, 6 triliun menjadi Rp310, 4 triliun. Namun, penyesuaian di sektor pajak membuat total penerimaan perpajakan untuk tahun 2025 secara keseluruhan diperkirakan turun sekitar Rp103, 6 triliun, dari Rp2.490, 9 triliun menjadi Rp2.387, 3 triliun.

Penyesuaian tidak hanya terjadi pada sisi pendapatan. Belanja negara juga rencananya akan dipangkas. Target belanja negara diproyeksikan turun sebesar Rp93, 8 triliun, dari angka awal Rp3.621, 3 triliun menjadi Rp3.527, 5 triliun. Pengurangan ini mencakup belanja pemerintah pusat yang turun Rp38 triliun (dari Rp2.701, 4 triliun ke Rp2.663, 4 triliun) dan transfer ke daerah yang berkurang Rp55, 8 triliun (dari Rp919, 9 triliun ke Rp864, 1 triliun).

Sri Mulyani menekankan bahwa APBN 2025 tetap akan berfungsi sebagai peredam kejut (shock-absorber) di kala krisis, tercermin dalam paket stimulus ekonomi seperti diskon tarif listrik, bantuan subsidi upah, dan penguatan bantuan sosial. Lebih dari itu, APBN diharapkan tetap menjadi instrumen fiskal yang sehat, kredibel, dan mampu mendukung agenda pembangunan nasional secara optimal.

"APBN akan terus dikelola dengan prudent sehingga APBN senantiasa menjadi instrumen yang bisa diandalkan, serta pada saat yang bersamaan terjaga dari sisi stabilitas dan sustainabilitasnya, " kata Ani. (PERS)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |