BARRU - - Wakil Bupati barru Dr. Ir. Abustan Andi bintang, M. Si mengikuti Pemaparan Penilaian Kinerja Aksi Konvergensi percepatan penurunan stunting kabupaten barru tahun 2025 (Lokus tahun 2024).
Kegiatan tersebut melalui virtual (zoom meeting) , Budi. S Bappelitbangda provinsi Sulawesi selatan (Sulsel) sebagai tim pengarah Selasa (27/5) sore, di ruang Basic Pemkab Barru,
Wakil Bupati Abustan mengungkapkan berbagai kebijakan dan intervensi telah dilaksanakan secara sistematis di seluruh wilayah kabupaten barru, mencakup intervensi gizi spesifik dan sensitif.
Pada Tahun 2024, jumlah keluarga berisiko stunting di Kabupaten Barru mengalami penurunan signifikan, dari 7.539 kepala keluarga (kk) menjadi 6.668 kk. Capaian ini merupakan hasil kolaborasi lintas sektor dan kerja nyata di lapangan, yang tidak hanya terfokus pada anak balita tetapi juga mencakup calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, serta remaja, Papar Abustan.
Kabupaten Barru sendiri memiliki tujuh kecamatan dengan total 40 desa dan 15 kelurahan. Berdasarkan data Disdukcapil, jumlah penduduk mencapai 196.001 jiwa, dengan jumlah sasaran balita sebanyak 11.169 anak. Seluruh desa dan kelurahan telah melaksanakan berbagai program kunci, antara lain: Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), audit stunting, surveilans gizi, pemantauan tumbuh kembang di posyandu, dan penyediaan bidan sesuai kebutuhan.
Untuk mendukung berbagai kegiatan tersebut, Pemerintah Kabupaten Barru mengalokasikan total anggaran sebesar Rp 20, 4 milyar dari APBD 2024. Anggaran ini tersebar di berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), termasuk Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas PUTRPerkim, Dinas Pertanian, Dinas Kominfo, Dinas Perikanan, serta Bappelitbangda. Tak hanya itu, tambahan dukungan juga datang dari BAZNAS dan Dana Desa dengan total tambahan Rp 9 miliar lebih.
Program-program intervensi meliputi, Pemeriksaan kesehatan calon pengantin, Edukasi gizi dan kesehatan reproduksi remaja, Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu, Penanganan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD), Pelayanan KB pasca persalinan, Penyuluhan ASI eksklusif, Pelatihan kader dan pendampingan keluarga berisiko stunting.
Salah satu kekuatan program di Barru adalah kehadiran berbagai inovasi lokal yang dirancang untuk menjawab kondisi spesifik masyarakat. Beberapa inovasi unggulan antara lain: “One Day One Egg” untuk peningkatan asupan protein balita, “PEDE MAKESSING” (Pemerintah Desa dan Masyarakat Cegah Kasus Stunting), “Duta Parenting” yang melibatkan remaja sebagai agen edukasi, “CINTA PASTI” (Cegah Stunting lewat Sanitasi dan Air Bersih), “Pepaya Matang” sebagai bentuk pemanfaatan pekarangan untuk ketahanan pangan keluarga.
Tim penilai Stunting Provinsi sulsel Ema Alasiry, menurutnya data layanan Esensial ada 7 cakupan yang masih perlu di perbaiki, dan meminta Updating data per bulan atau pertiga bulan.
Ema Tim penilai juga menyebut bahwa publikasi mengenal stunting penting dan mesti sampai hingga tingkat desa.
Wakil Bupati Barru, dalam penutup paparannya, menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak, termasuk pemerintah desa, sektor swasta, akademisi, masyarakat, dan media (pentahelix), dalam memperkuat gerakan percepatan penurunan stunting.
“Kami berkomitmen untuk terus memperbaiki kualitas pelaksanaan dan memastikan seluruh inovasi dan program berjalan berkelanjutan, sehingga ke depan tidak ada lagi anak-anak Barru yang tumbuh dalam kondisi stunting, ” tegasnya.
Dengan pendekatan berbasis data, regulasi yang kuat, dukungan anggaran yang besar, serta inovasi berbasis masyarakat, Kabupaten Barru menargetkan capaian signifikan dalam mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif.
Abustan di hadapan peserta Penilaian Kinerja Aksi Konvergensi percepatan penurunan stunting kabupaten barru tahun 2025, menutup dengan sebuah pantun " Naik Katinting Dapat Kepiting' Urusin Stunting Memang Penting.